
SoloposFM—Kasus endemi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Soloraya terus mewabah. Dinas Kesehatan Kota Solo (DKK) memperkirakan endemic DBD di kota Solo akan mencapai puncaknya hingga Mei 2016. Terkait hal itu, warga pun diminta terus waspada.
Berdasarkan data DKK menyebutkan, endemi DBD ditemukan pekan pertama Januari 2016, ditemukan dua kasus DBD di RW 09 dan 17, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo semenjak kemunculannya pada bulan Desember. Bukan hanya di Solo, endemi DBD juga ditemukan di wilayah Soloraya lainnya. Terkait kasus endemi DBD ini, warga Soloraya waspada. Berikut komentar warga Soloraya:
Yanti, Kartasura:
“Endemi DBD yang baru menyerang beberapa tempat menyerang juga di kampung saya. Selama bulan Januari satu RW saja ada puluhan orang terkena DBD dan syukur bisa diatasi sebelum fatal. Akhirnya dilakukan pengasapan meski tidak membunuh sama sekali, si nyamuk sepertinya cuma pingsan sebentar. Jadi lebih baik dari pribadi kita sendiri yang mencegah ngga usah nunggu-nunggu. Gejala-gejala orang yang kena DBD pun sekarang tidak pakai bintik-bintik. Yang diserang pun bisa siapa aja. Jadi tetep waspada.”
Sri Almi, Sragen:
“Di dukuh Purworejo, Celep, Kedawung, Sragen, sudah ada puluhan orang terkena endemi DBD, sudah juga dilakukan pengasapan sampai 2x. Supaya kami tidak terkena endemi DBD, maka sediakan obat anti nyamuk setiap hari, tak ada genangan air dan yang tradisional kami menanam pohon sereh di sekitar rumah, karena pohon serai ini juga pengusir nyamuk.
Sulistyo, Triygan, Mojolaban:
“Mohon diwaspadai pula kasus virus zika yang juga disebarkan oleh vektor nyamuk Aedes Egypte.” [Dita Primera]