SoloposFM, Para penyandang disabilitas di Solo terus mendorong pembangunan infrastruktur ramah untuk mereka. Mardianto, Ketua Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta dalam program Dinamika, Jumat (03/12/2021), mengakui infrastruktur di Solo sudah mulai ramah difabel, khususnya di gedung-gedung baru.
“Maka pada peringatan hari disabilitas internasional ini, kami mengadakan kegiatan dengan tema interior ramah difabel. Harapannya sejumlah bangunan atau lokasi yang belum ramah difabel akan segera mengikuti yang sudah menyesuaikan,” ungkapnya.
Baca juga : Ancaman Omicron Dan Gelombang Ketiga, Epidemiolog UNS : Tak Perlu Panik! Waspada, Tetap 5M!
Mardianto juga mengakui jika kondisi pandemi Covid-19 juga berdampak pada para disabilitas. Khususnya anak-anak siswa YPAC. Para siswa YPAC tetap mengadakan pembelajaran meskipun dengan berbagai cara.
“Kami menggunakan dua sistem. Pertama, Pembelajaran Tatap Mula mulai Oktober lalu di SLB YPAC Surakarta. Kemudian dengan melihat kondisi anak-anak, kami juga mengambil alternative lain yaitu guru-guru datang mengajar ke rumah-rumah. Tentu dengan prokes. Bersyukur hingga hari ini, guru dan siswa kondisi sehat semuanya,” ungkapnya lebih lanjut.
Mardianto menambahkan, YPAC Surakarta akan fokus mencetak dan membina para disabilitas tersebut agar mandiri dan berprestasi. Melalui hal tersebut secara otomastis akan mengikis stigma di masyarakat.
Sejarah Hari Disabiliats Internasional
Hari Disabilitas Internasional diperingati setiap tanggal 3 Desember. Tahun 2021 ini, tema Hari Disabilitas Internasional adalah “Kepemimpinan dan Partisipasi Penyandang Disabilitas Menuju Tatanan Dunia yang Inklusif, Aksesibel dan Berkelanjutan Pasca Covid-19”.
Pada tahun 1992, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada tanggal 3 Desember. Kemudian, pada tahun 2006, PBB mengesahkan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD). Hingga saat ini, UNCRPD telah diratifikasi oleh 164 negara, termasuk Indonesia.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Jumat (03/12/2021), 67% Sobat Solopos mengakui para disabilitas masih mengalami stigma di masyarakat. Sementara 33% lainnya merasa stigma tersebut sudah berkurang.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Setuju dengan Pak Mardianto, fokus dengan prestasi untuk melawan stigma. Kita juga sebagai masyarakat sudah seharusnya ikut serta menghapus stigma tersebut. Sama-sama manusia yang sama kedudukannya di mata Tuhan,” ungkap Ana.
“Selamat hari disabilitas internasional. Setiap manusia pasti punya potensi yang bisa dikembangkan. Jangan pesimis walau disabilitas. Ayo hapus stigma!,” tulis Rudi.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]