SoloposFM, Tanggal 8 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD). Peringatan ini jadi momen akan pentingnya pengakuan atas prestasi para perempuan tanpa memandang asal, etnis, bahasa, budaya bahkan ekonomi maupun pandangan politik.
Hari Perempuan Internasional kini juga menjadi acara tahunan yang resmi dirayakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperjuangkan hak perempuan di seluruh dunia.
Dirayakannya 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional melalui perjuangan panjang. Dilansir BBC dan situs resmi IWD, awal mula diperingatinya Hari Perempuan Internasional terjadi pada tahun 1908. Kala itu sekitar 15.000 perempuan berbaris di New York menuntut beberapa hal, yakni: Jam kerja yang lebih singkat, Upah yang lebih baik dan Hak untuk memilih dalam Pemilu.
Dilansir laman resmi UN Woman, Tahun ini Hari Perempuan Internasional bertema “Gender equality today for a sustainable tomorrow” yang berarti “Kesetaraan gender hari ini untuk masa depan yang berkelanjutan”.
Tema ini diangkat untuk mengakui kontribusi para perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia, yang memimpin tugas adaptasi, mitigasi, dan respons perubahan iklim untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua pihak. Tujuannya adalah untuk menjadikan dunia lebih beragam, setara dan inklusif.
Baca juga : Empat Alasan Kamu Harus Coba Scallion Sandwich ala Taiwan, Dijamin Bikin Nagih!
Pandangan Pemerhati Perempuan
Hening Widyastuti, Psikolog dan juga pemerhati masalah perempuan dalam Dinamika, Selasa (8/3/2022) mengungkapkan perempuan tidka harus di atas pria tapi harus setara peluangnya. Untuk mencapainya perempuan harus berpendidikan.
“Kesetaraan peluang. Jadi dimulai dari anak-anak perempuan harus berpendidikan. Talenta mereka harus dieksplore. Dengan berbekal pendidikan dan bakat yang tersalurkan, mereka akan dapat mengangkat derajat orangtua,” ungkap Hening.
Perempuan menurut Hening berperan penting dalam mendampingi dan mencetak generasi yang lebih baik. Untuk itu mereka harus pandai mencari komunitas pergaulan yang sifatnya positif dan juga terus berkreasi.
Baca juga : Cerita Filsa Budi Ambia, Olah Produk Skala Rumahan Jadi Oleh-Oleh Nomor Satu Khas Balikpapan
Opini Sobat Solopos
Dalam Dinamika, Selasa (8/3/2022) Sobat Solopos mengungkapkan sejumlah opininya terkait perayaan Hari Perempuan Internasional.
“Harus diperjuangkan kesetaraan gender. Karena masih banyak kekerasan terhadap perempuan di Indonesia ini juga,” ungkap Fredy.
“Perempuan Indonesia harus perpendidikan dan mengembangkan bakatnya. Sepakat dengan Mbak Hening,” tulis Ida.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]