Radio Solopos – Obesitas atau berlebihan berat badan dapat menyebabkan peningkatan resiko kanker.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa kondisi obesitas ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas angka 27. IMT ini dapat diketahui dengan membagi antara berat badan dalam satuan kilogram dibagi tinggi badan dalam satuan meter dan dikuadratkan.
Dokter spesialis penyakit dalan konsultan hematologic-onkologi medis dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr. Faizal Drissa Hasibun, Sp.PD-KHOM dalam sebuah diskusi kesehatan yang di gelar daring 3 Maret lalu, mengatakan “Hindari pola makan tak sehat, jangan sampai muncul sindrom metabolic seperti obesitas, itu awal langkah buruk untuk risiko kanker,”
Dr Faizal juga mengingatkan masyarakat untuk mengurangi makanan berlemak dan menerapkan diet sehat dan seimbang termasuk memilih makanan segar, memperbanyak asupan buah dan sayur. Buah dan sayur sangat penting dikonsumsi guna mencegah menempelnya zat-zat jahat yang bisa diserap usus
Dia juga mengatakan tentang minuman beralkhohol yang menjadi salah satu momok untuk resiko kanker lambung, hati dan leher.
Jenis kanker yang disebabkan oleh obesitas adalah kanker tiroid, kanker payudara, kanker hat, kanker ginjal dan usus. Hal ini disampaikan oleh Pusat dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Pihak CDC juga menambahkan, obesitas dapat menyebabkan perubahan dalam tubuh yang membantu menyebabkan kanker. Perubahan in dapat mencakup peradangan yang bertahan lama dan kadar insulin yang lebih tinggi dari normal.
Di Indonesia sendiri obesitas masih menjadi permasalahan kesehatan yang serius. Hal ini mendorong pemerintah untuk rajin mengingatkan masyarakat betapa pentingnya menjaga pola makan agar tidak mengalami obesitas yang berujung kanker.
Baca juga : Diet Mediterania Cocok Untuk Orang Indonesia? Begini Penjelasan Dokter