SoloposFM – Kota Solo memperingati hari jadi ke-276 pada Rabu (17/2/2021).
Tahun-tahun sebelumnya, berbagai event diselenggarakan sepanjang Februari untuk menyemarakkan peringatan hari jadi kota seluas 44 km persegi ini. Namun pandemic Covid-19 yang belum berakhir membuat perayaan yang ke-276 tahun ini ditiadakan.
Memperingati hari jadi ke-276 ini, Pemerintah Kota Surakarta mengangkat slogan “Jejeg ing Pangabekten, Tulus ing Peladosan” yang diambil dari slogan LURIK (Lurus dalam pengabdian, Ikhlas dalam Pelayanan).
Slogan ini mempunyai makna bahwa semua komponen Pemerintah Kota Surakarta selalu berpegang pada prinsip dan ikhlas dalam bekerja dan melayani untuk Kota Surakarta.
Dalam logo Hari Jadi Kutha Sala, slogan tersebut tertulis di atas pita bergelombang yang menggambarkan kedinamisan pembangunan di Kota Surakarta.
Logo 276 menggambarkan upaya Pemerintah Kota Surakarta mewujudkan Kota Surakarta untuk mewujudkan kota yang dinamis, beragam dan harmonis, memberikan pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh untuk semua lapisan dengan segala daya untuk kemajuan kota menuju masyarakat yang sejahtera.
Sementata, komposisi warna merah tanah, biru, hijau dan oranye menggambarkan semangat untuk bersama-sama, bersatu membangun Kota Surakarta guna mencapai kemakmuran kota yang dapat mensejahterakan warganya.
Harapan Pendengar
Di hari jadi Kota Solo yang ke-276 ini, ada banyak harapan dari warga untuk kota tercintanya ini.
Berbagai harapan itu juga disampaikan pendengar Solopos FM di sesi Dinamika 103, Rabu (17/2/2021).
Di antaranya disampaikan Cahyono, “Semoga Solo menjadi kota yang maju dan tetap berbudaya. Jangan ada macet-macet lagi.”
Harapan senada disampaikan Bayu, “Semoga Solo ku tetap ayem tentrem kartoraharjo. Solo makin maju.”
Pendengar lain, Sanusi mengatakan, “Solo adalah kota budaya yang harus tetap dipertahankan dengan segala tradisinya dan kultur masyarakatnya yang toleran terhadap kemajemukan. Selain itu harus diimbangi juga dengan pembangunan imfrastruktur manusianya dan tata kota yang baik.”
Sementara itu, Priyanto berharap agar ruang terbuka hijau di Kota Solo ditambah lagi untuk mengganti pohon-pohon yang ditebang akibat banyaknya pembangunan di kota ini.
[Diunggah oleh Mita Kusuma]