SoloposFM – Menjelang pelaksanaan Pilkada biasanya selalu muncul sosok yang diposisikan sebagai hero dan di sisi lain juga akan muncul sosok pesaing yang diposisikan dalam peran antagonis. Bagi pendukung salah satu calon, mereka akan memandang sosok calon idolanya sebagai hero dan melihat calon lain sebagai musuh. Hal yang sama dilakukan oleh kubu yang lain.
Ingat pertarungan antara Jokowi dan Prabowo? Kira-kira seperti itu. Bahkan peran hero dan antagonis itu masih dibawa-bawa oleh pendukung mereka sampai sekarang.
Kini, menjelang bergulirnya Pilgub DKI Jakarta, sebagian orang memosisikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai sosok hero berikutnya. Terlepas dari tabiatnya yang suka bicara kasar dan memaki-maki orang lain yang dianggap tidak becus, sosok Ahok kini diunggulkan sebagai hero dalam Pilgub DKI Jakarta. Paling tidak, hero menurut para pendukung Ahok.
Terlebih, keberaniannya memilih jalur perseorangan atau independen dan meninggalkan tawaran partai politik untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun depan. Bagi parpol, keputusan Ahok ini tentu saja dianggap sebagai anomaly dalam politik. Bahkan Ahok sampai dinilai melakukan perbuatan tak terpuji yang akan mengganggu bangunan demokrasi Indonesia, karena meminggirkan peran partai politik dan memilih jalur independen tanpa dukungan partai politik.
Lantas, siapakah sosok lawan tangguh yang dimunculkan dalam Pilgub DKI nanti? Kita lihat saja kelak, siapa di antara nama-nama beken seperti Yusril Ihza Mahendra, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Ahmad Dhani yang akhirnya menjadi pesaing Ahok.
Kelak, kita akan disuguhi pertarungan hebat antara calon independen melawan calon-calon yang didukung dengan kekuatan penuh oleh partai politik. Di sinilah pembuktiannya nanti. Jika Ahok mampu menang, dia akan menjadi role model bagi calon-calon independen lainnya di pilkada selanjutnya.
Bukan tidak mungkin, kemenangan Ahok akan menginspirasi dan memotivasi tokoh-tokoh di penjuru daerah untuk ikut mencoba berjuang, berkontribusi dalam bidang politik pemerintahan, bukan lewat jalur partai politik. Namun jika Ahok kalah, akan tergambar jelas bahwa partai politik masih memegang kekuasaan dan kekuatan penuh dalam kancah pertarungan politik. Artinya, ini juga jadi ancaman serius bagi orang-orang yang ingin maju melalui jalur perseorangan atau independen.