Solopos FM – Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November pada hakekatnya merupakan salah satu bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang Indonesia yang telah mengabdikan jiwa, raga, harta dan bahkan nyawa demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain meninggalkan jasa yang begitu besar, para pahlawan juga meninggalkan pesan atau kata mutiara yang dapat dijadikan acuan serta motivasi sebagai penerus bangsa. Beberapa pesan pahlawan bangsa, diantaranya :
Soekarno :
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Pattimura:
“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit”.
(Disampaikan pada saat akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817).
Pahlawan Nasional Bung Tomo
“Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan”.
(Pidato Bung Tomo melalui Radio Pemberontakan)
Nyi Ageng Serang :
“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya”.
(Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut / rakyat, akibat perlakuan kaum penjajah)
Jenderal Sudirman :
“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.
(Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya)
Nasional Prof. DR. R. Soeharso :
“Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya”.
(Pernyataannya sebagai seorang nasionalis dan patriot)
Prof. Moh. Yamin, SH :
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri”.
(Disampaikan pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar, dimana Beliau menjabat sebagai sekretaris).
Nasional Supriyadi :
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi”.
(Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadiri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan Pemerintah Jepang).
Meski perjuangan tidak lagi terlihat, namun pesan yag ditinggalkan bisa selalu dibaca dan dijadikan motivasi sebagai penyemangat bagi pahlawan masa kini dengan bentuk perjuangannya berbeda. [Yustina Kartika]