RadioSolopos – Kelurahan Laweyan Kecamatan Laweyan mewakili Kota Solo sebagai pemenang tiga besar lomba kelurahan se Provinsi Jawa Tengah. Lurah Laweyan, Agus Wahyu Purnomo Anwar, kelurahannya mewakili Kota Solo untuk bersaing dengan dua desa di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Pekalongan.
“Untuk penilaian administrasi kami sudah lolos, ini tinggal tinjauan lapangan,” ucap dia saat dihubungi Senin (12/6/2023).
Adapun sejumlah persiapan sudah dilakukan menyambut tim penilai dari provinsi yang datang pada Selasa (13/6/2023). Penilaian akan dilakukan selama satu hari, yang meliputi aspek kewilayahan, kemasyarakatan, dan pemerintahan. Di samping itu, para tim penilai akan melihat inovasi-inovasi yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Laweyan.
“Seperti PKK, karang taruna, kemudian kegiatan dan organisasi di masyarakat, itu dinilai masuk aspek kemasyarakatan,” jelas dia.
Kelurahan Laweyan berhasil menginovasi program Noto Kampung berbasis Comunnity Based Tourism (CBT). Dalam konteks ini, masyarakat diajak mengoptimalkan potensi wisata di daerahnya.
“Kami menggerakkan masyarakat menata lingkungan yang ada di sekitar Laweyan untuk menjadi salah satu destinasi wisata,” ucap dia.
Inovasi ini diklaim menjadi salah satu faktor Kelurahan Laweyan bisa lebih unggul dari sekian desa atau kelurahan di Jawa Tengah. Inovasi program Noto Kampung dibagi menjadi empat kegiatan, pertama yakni penataan lingkungan. Masyarakat diharapkan bisa optimal menata lingkungannya sehingga bisa sebagai destinasi wisata.
Masyarakat juga memanfaatkan area sekitar makam menjadi publik space. Terdapat tujuh area makam di Kelurahan Laweyan yang dimanfaatkan.
Salah satunya, komunitas masyarakat memanfaatkan ruang terbuka itu sebagai pusat kegiatan kuliner. Optimalisasi ruang terbuka sebagau pusat kuliner menjadi kegiatan kedua program Noto Kampung.
“Kami ada tiga pusat kuliner, yakni [dari komunitas] Wajan Klangenan, Ondo Usuk, dan Randu Alas,” ucap dia.
Pengembangan komunitas kreatif tersebut mengarah pada upaya peningkatan UMKM kuliner yang ada di Kelurahan Laweyan. Program ketiga, pemerintah setempat bekerja sama dengan pelaku usaha dan masyarakat.
Pihak ketiga dan masyarakat membuat kesepakatan untuk berkolaborasi mengenalkan produk dan kuliner khas Laweyan.
“Dalam upaya meningkatkan usaha IKM di kelurahan ini, kami salah satunya bekerja sama dengan Hotel Solia Zigna. Melakukan MoU untuk sorum bagi IKM kelurahan, dan jadwal yang teratur agar kuliner khas Laweyan bisa tampil di makanan paginya Hotel Solia,” ucap dia.
Kerja sama antara Hotel Solia Zigna dan masyarakat Kelurahan Laweyan diharapkan bisa meningkatkan pengembangan usaha IKM.
Keempat, penataan destinasi wisata di Kelurahan Laweyan. Menurut Agung, Kelurahan Laweyan memiliki sejumlah tempat bernilai sejarah yang patut dijadikan destinasi wisata.
“Kami menata tempat-tempat yang bernilai sejarah atau heritage yang ada di Kelurahan Laweyan, kami membuat semacam barcode untuk memfasilitasi informasi tentang tempat sejarah tersebut,” ucap dia.
Tempat-tempat bersejarah itu dilengkapi dengan fasilitas barcode untuk memudahkan wisatawan mengetahui informasi dari kawasan itu. Kelurahan Laweyan juga memperkenalkan sekolah pelatihan batik, promosi kegiatan tahunan Festival Laweyan, dan mengeksplore potensi tempat wisata terbaru yang belum diketahui banyak orang.
“Itu semua dibuat dalam satu rangkaian yang disebut one stop tourism. Dimana itu menjadi salah satu cara melakukan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan ekonomi masyarakat,” jelas dia.
One stop tourism ini diharapkan bisa mengangkat ekonomi masyarakat di Keluarahan Laweyan dan sekitarnya.
Adapun Kelurahan Laweyan dibagi tiga RW 10 RT. Masing-masing RW terdiri tiga sampai empat RT. RW 01 mempunyai empat RT. RW 02 mempunyai tiga RW, dan RW 03 mempunyai empat RT.
Ketua RW 01, Agus Purnomo menjelaskan dirinya bersama warga turut gembira karena kelurahannya masuk tiga besar finalis lomba. Kelurahan Laweyan baru pertama ini mewakili Kota Solo untuk Lomba Kelurahan tingkat Provinsi.
“Ya baru ini ikut lomba,” ucap dia.
Warga telah bergotong royong melakukan sejumlah persiapan selama beberapa hari. Persiapan yang dilakukan warga setempat secara fisik meliputi kegiatan bersih lingkungan, merapikan taman-taman yang ada, serta memasang umbul-umbul untuk penyambutan. Persiapan tersebut dibiayai melalui swadaya masyarakat.
“Masyarakat swadaya untuk pembiayaan kerja bakti dan persiapan menyambut penilaian,” jelas dia.