Radio Solopos — Kemiskinan masih menjadi tantangan yang harus dituntaskan menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 RI.
Perjuangan menurunkan angka kemiskinan perlu melibatkan berbagai strategi seperti penyediaan kebutuhan pokok, pengembangan jaminan sosial, dan pemberdayaan masyarakat.
Penilaian itu disampaikan Ketua DPRD Jateng Sumanto. Sumanto menjelaskan, saat ini angka kemiskinan di Jateng masih sekitar 9,58 persen. Angka tersebut harus diturunkan melalui berbagai intervensi yang dilakukan Pemprov.
“Tantangan yang masih dihadapi menjelang Hari Kemerdekaan ini adalah angka kemiskinan di Jateng yang masih 9,58 persen. Banyak di antara masyarakat kita kemiskinan ini terjadi turun-temurun. Ini yang harus diputus,” ujar Sumanto, seperti dikutip Radio Solopos dari rilisnya, Selasa (12/8/2025).
Politikus PDIP tersebut menambahkan, peningkatan akses pendidikan dan perbaikan layanan kesehatan menjadi fokus penting dalam upaya menurunkan angka kemiskinan.
Akses pendidikan diperlukan untuk memutus rantai kemiskinan dalam sebuah keluarga. Dengan berpendidikan tinggi, seseorang akan memperoleh peluang lebih luas dalam mencari lapangan pekerjaan.
Sementara layanan kesehatan gratis dibutuhkan karena biaya berobat masih mahal dan belum terjangkau sebagian masyarakat.
“Banyak di antara masyarakat kita yang hanya punya penghasilan Rp300.000 sebulan, kasihan. Untuk bisa lepas dari kemiskinan, idealnya pendapatan mereka minimal sama dengan UMK. Ini yang harus diperjuangkan Pemprov, termasuk DPRD,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Jateng, Imam Teguh Purnomo mengatakan, HUT Ke-80 Kemerdekaan RI merupakan sebuah pencapaian yang patut disyukuri.
Menurutnya, bangsa Indonesia telah melewati perjalanan panjang yang tercatat dalam sejarah.
“Kita patut berbangga karena bangsa Indonesia pencapaiannya selama ini positif, meskipun banyak juga cobaan yang harus dilewati,” katanya.
Dikatakan dia, bangsa Indonesia telah melewati berbagai pergantian kepemimpinan dan rezim tetapi tetap bersatu dan berdaulat.
Terlebih, persatuan tersebut terjadi di tengah beragamnya suku dan bahasa.
“Negara kita juga terdiri dari beribu pulau dan sampai saat ini tetap menjadi NKRI, masih berdiri kokoh meski ada pihak-pihak yang ingin memecah belah,” katanya.
Ia membandingkan dengan bangsa lain yang terpecah-pecah meski tak memiliki keberagaman seperti Indonesia. Contohnya Uni Soviet yang pecah menjadi banyak negara.
Karena itu, lanjutnya, persatuan yang dimiliki bangsa Indonesia ini patut disyukuri menjelang HUT ke 80 Kemerdekaan. (ADV/*)