SoloposFM, Karang taruna merupakan organisasi sosial kemasyarakatan terutama generasi muda. Melalui karangtaruna para anggotanya diharapkan dapat berkegiatan positif untuk lingkungan sehingga terbentuk kesejahteraan sosial di masyarakat. Kegiatan karangtaruna juga dapat dimanfaatan untuk membangun kecerdasan spiritual.
Seperti apa upaya membangun kecerdasan spiritual remaja masa kini? Solopos FM bersama Tim P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) Karanganyar, mengupasnya dalam Talkshow Serba Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari. Diketahui, P4GN diketuai langsung oleh Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto.
Dalam program Serba-Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari, Kamis (02/09/2021), secara khusus membahas tema “Membangun Kecerdasan Spiritual Remaja masa kini”. Hadir sebagai narasumber Pemuda Mahardika Jaten yaitu Rendhy Noviyanto, Murni Herawati dan Fitria Nur Khasanah.
Awal Pembentukan
Rendhy Noviyanto mengungkapkan, Karang taruna Mahardika berawal dari penggabungan Karangtaruna Desa Jaten yang terdiri dari 2 RW, yaitu RW 13 dan RW 14 yang sudah berjalan lama. Namun akhirnya Karangtaruna dusun Jaten tersebut dibentuk terpisah, antara Karangtaruna RW 13 dan RW 14.
Baca juga : Tumbuhkan Kreativitas Pemuda Karanganyar Melalui Rumah Kreatif Manggal
“Maka dibentuklah Karangtaruna RW 13 dusun Jaten bernama Mahardika yang mempunyai makna Mardiko atauMerdeka. Pembentukan organisasi tersebut di salah satu rumah warga yang bernama Bapak Gunarto. Karangtaruna Mahardika dibentuk pada tanggal 17 Agustus 2010 berdasarkan hasil keputusan rapat seluruh elemen generasi muda serta ketua RT, RW, dan sesepuh warga RW 13 Jaten,” ungkap Rendhy Noviyanto.
Saat ini kepengurusan di Karangtaruna Mahardika sedang berjalan periode 2019-2022. Masa jabatan kepemimpinan di Karangtaruna Mahardika adalah selama 3 Tahun. Sampai saat ini jumlah anggota Karangtaruna Mahardika Jaten mencapai 60 orang yang terdiri dari 20 remaja putri dan 40 remaja putra.
“Sebelum adanya pandemi Covid-19 kami selalu rutin mengadakan pertemuan setiap awal bulan, tetapi sekarang terpaksa kami off kan untuk sementara waktu. Supaya kegiatan Mahardika tidak terlalu dioffkan kami membantu bapak-bapak dan ibu-ibu dalam kegiatan jogo tonggo. Program yang digagas oleh Pemprov Jawa Tengah untuk penanganan covid 19 dengan emberdayakan warga hingga tingkat RW. Kami sebagai pemuda berpartisipasi dalam satgas tersebut untuk memberikan penanganan kecil bagi warga yang terjangkit virus covid-19,“ ungkap anggota lain Pemuda Mahardika, Murni Herawati.
Baca juga : Pemuda Karanganyar Kreatif Tanpa Adiktif Melalui Karang Taruna
Sejumlah kegiatan telah dilakukan, diantaranya memberikan bahan kebutuhan pokok kepada warga yang terdampak Covid 19.
“Bahan makanan seperti sayur, beras dan buah. Kebutuhan pokok tersebut dibeli dari iuran warga dan dari kas RT RW hingga kas Karangtaruna sendiri. Kami juga membagikan vitamin dan obat-obatan. Menyalurkan sembako dari desa/kelurahan.
Kita mengusulkan warga yang terdampak virus covid untuk segera mendapatkan bantuan sembako. Kami juga mendaftarkan warga yang terjangkit covid ke Puskesma desa untuk segera di tangani,“ beber Murni Herawati.
TPQ Mujahidin Jaten
Fitria Nur Khasanah anggota lain Pemuda Mahardika Jaten mengungkapkan jika mereka juga berkolaborasi dengan TPQ Mujahidin Jaten. Kelompok belajar membaca dan menulis Iqro’ ini memang berlokasi di Desa Jaten. TPQ tersebut memiliki 12 ustadz maupun ustadzah yang diantaranya dari anggota Karangtaruna Mahardika Jaten.
“Kegiatan TPQ ini dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Sabtu dimulai pukul 16.00-17.00. Santrinya TPQ Mujahidin Jaten bukan hanya dari lingkungan masyarakat desa Jaten, tetapi juga ada dari luar desa jaten. Anak-anak yang belum sekolah sampai sudah SMA pun bisa ikut bergabung dalam kegiatan TPQ tersebut. Jumlah keseluruhan santri yang aktif sebanyak 140 santri,” papar Murni Herawati.
Tujuan Pemuda Mahardika Jaten bergabung mengajar di TPQ Mujahidin Jaten untuk membantu memenuhi fasilitas anak-anak jaman sekarang agar dapat belajar membaca dan menulis Al-Qur’an. Selain juga memberikan tambahan ilmu kerohanian dan keislaman di luar lingkungan sekolah sebagai upaya mencetak generasi yang Islami.
“Kegiatan pembelajaran di TPQ Mujahidin Jaten tidak hanya berfokus pada belajar Al-Qur’an, namun kami juga memberikan hafalansurat-suratpendek, diberikan pembelajaran mengenai tata cara sholat, dll. Untuk merefresh pikiran santri agar tidak jenuh bila belajar terus menerus, kami pengurus TPQ Mujahidin Jaten beserta karang taruna mengadakan kegiatan 1 bulan sekali di akhir bulan. Kegiatanya mulai dari upaya pembersihan lingkungan Masjid dan desa Jaten, kegiatan lomba santri, jalan sehat, hingga bazar santri.
Riesma Mujahidin Jaten
Di Jaten juga terdapat kegiatan Remaja Islam Masjid (Riesma) Mujahidin. Awalnya anggota Reisma tersebut hanya remaja laki-laki dan kegiatannya sangat pasif. Kemudian anggota yang perempuan dari organisasi karangtaruna ikut bergabung agar lebih kompak dan menambah wawasan tentang kerohanian.
“Anggota Riesma Mujahidin Jaten kini berjumlahkan 30 Riesma. Kita sebagai pemuda masyarakat yang bergerak dalam bidang organisasi Karangtaruna ikut bergabung berpartisipasi agar kegiatan Reisma lebih maju dan terarah. Anggotanya tidak hanya dari remaja karangtaruna Mahardika, melainkan juga ada remaja dari karangtaruna sebelah. Dengan adanya Reisma di Desa Jaten diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar terutama dalam hal kerohanian dan keislaman bagi karangtaruna Mahardika,” ungkap Fitria Nur Khasanah.
Kegiatan rutin yang sudah dilakukan Riesma Mujahidin Jaten yang aktif dilakukan diantaranya mengikuti kajian rutin ahad pagi di Masjid Mujahidin Jaten.
“Mengingat kondisi sekarang masih keadaan darurat covid-19, maka kami juga membantu pengurus masjid untuk mengarahkan para jamaah kajian sesuai protocol kesehatan. Tadarus rutin setiap kamis malam juga dilakukan bersama anggota Reisma Mujahidin Jaten,” pungkas Fitria Nur Khasanah.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]