Radio Solopos, EKONOMI BISNIS – Beberapa waktu lalu, mantan kiper Tim Nasional Indonesia, Kurnia Meiga, kembali menjadi perbincangan. Sempat viral video legenda Arema Malang ini harus berjualan keripik dan jersey untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Belum lagi persoalan rumah tangganya pun mencuat selepas mantan istri buka suara di berbagai acara di TV. Kurnia Meiga disebut sebagai pecandu alkohol dan sempat melakukan KDRT. Bahkan Meiga terpaksa menjual semua medali yang pernah didapatnya untuk biaya pengobatan karena sakit mata yang di deritanya sejak 2017.
Sangat miris tentunya ketika Kurnia Meiga yang dulu menjadi kebanggaan Indonesia, kini hidup susah di kemudian hari. Padahal tidak jarang ya Sob, mantan atlet yang sukses di dunia bisnis atau mampu berinvestasi untuk masa depan selagi mereka masih aktif sebagai atlet. Dengan kata lain, para atlet itu bisa menyiapkan pondasi keuangan yang kuat selagi mereka masih menjadi atlet. Contohnya seperti pasangan Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti, mantan pebulutungkis yang sekarang dikenal memiliki brand apparel olahraga Astec atau Hariyanto Arbi, mantan juara All England dengan brand Fly Power.
Sadar gak sih Sob, tanpa pondasi keuangan yang baik, tabungan bisa terkuras lho ketika musibah datang menimpa kita. Hal itulah yang menjadi awal dari keterpurukan ekonomi pribadi. Muncul istilah yang disebut pondasi keuangan untuk menjamin agar keuangan keluarga bisa lebih aman untuk persiapan jangka panjang.
Seorang Perencana Keuangan, Rista Zwestika, membagikan pengalamannya lebih dari 20 tahun bekerja di bidang keuangan, dalam menyiapkan pondasi keuangan keluarga. Berikut beberapa cara untuk memperkuat pondasi keuangan yang bisa Sobat terapkan.
1. Ibaratkan Pondasi Keuangan Sebagai Rumah
Coba ibaratkan pondasi keuangan sebagai rumah untuk membantu Sobat Solopos dalam memahami pentingnya memperkuat pondasi keuangan. Seperti rumah, keuangan juga butuh pondasi yang kuat agar bisa menopang berbagai tujuan finansial jangka panjang keluarga. Seperti halnya membangun rumah pula, memperkuat pondasi keuangan butuh tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan baik. Misalnya seperti menghitung anggaran, memprioritaskan pembayaran utang, mempersiapkan dana darurat, berinvestasi, dan menyisihkan dana pensiun.
2. Hitung Pemasukan dan Buat Budgeting
Langkah berikutnya adalah dengan menghitung pemasukan dan mengatur budgeting dengan baik. Sobat harus mengetahui dengan pasti berapa banyak uang yang masuk setiap bulannya. Nantinya Anda bisa bikin anggaran keuangan yang rinci untuk pengeluaran rutin dan kebutuhan sehari-hari. Hal ini akan membantu Anda dalam mengendalikan pengeluaran dan mengetahui berapa banyak uang yang tersisa untuk investasi jangka panjang.
3. Lunasi Utang Terlebih Dahulu
Utang merupakan beban finansial yang bisa mengganggu stabilitas keuangan keluarga. Karenanya, langkah selanjutnya untuk memperkuat pondasi keuangan keluarga adalah dengan melunasi utang terlebih dahulu. Sobat perlu mengidentifikasi utang-utang yang harus dilunasi dan memprioritaskan pembayaran utang tersebut. Setelah utang lunas, Anda akan punya lebih banyak uang untuk dialokasikan pada penghematan dan investasi jangka panjang.
4. Siapkan Dana Darurat
Dana darurat penting untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga. Itulah kenapa Sobat perlu menyisihkan sebagian pendapatan untuk mempersiapkan dana darurat yang cukup dalam menghadapi situasi darurat. Ada banyak situasi darurat yang mungkin Anda hadapi mengingat masa depan enggak bisa dipastikan. Misalnya seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi medis yang enggak terduga. Nah, dana darurat bisa membantu Sobat menghadapi berbagai situasi darurat tersebut. Pastikan juga dana darurat disimpan di rekening yang mudah diakses namun aman, dan bisa dicairkan sewaktu-waktu tanpa biaya tambahan.
5. Mulailah Investasi dan Daftar Asuransi
Langkah selanjutnya dalam cara mengelola keuangan keluarga adalah dengan mulai berinvestasi dan daftar asuransi. Investasi bisa membantu Sobat dan keluarga dalam mencapai tujuan-tujuan finansial jangka panjang, seperti pendidikan anak dan pensiun. Sobat dapat mencapai tujuan keuangan di masa depan dengan lancar jika mempertimbangkan beberapa siklus kehidupan, yaitu siklus memulai karier, siklus pertengahan karier, dan siklus mempersiapkan pensiun.
Pada siklus memulai karier, Anda baru saja memasuki dunia kerja dan belum memiliki penghasilan yang cukup tinggi. Namun, ini adalah waktu yang tepat untuk memulai investasi jangka panjang karena adanya potensi pengembalian yang lebih besar dalam jangka waktu yang panjang.
Pada tahap pertengahan karier, Sobat Solopos sudah memiliki penghasilan yang lebih stabil dan mungkin sudah memiliki tanggungan keluarga, seperti biaya pendidikan anak atau cicilan rumah. Dalam tahap ini, penting untuk tetap berinvestasi demi memastikan kestabilan keuangan di masa depan.
Pada tahap terakhir, Anda sudah memasuki masa pensiun. Investasi pada tahap ini perlu difokuskan pada investasi yang memberikan penghasilan pasif dan stabil, seperti properti, obligasi, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran.
Selain investasi, Sobat Solopos juga perlu mendaftar asuransi untuk melindungi keuangan dari risiko yang enggak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau meninggal dunia. Pilihan asuransi yang tepat bisa membantu mengurangi beban finansial keluarga dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkan.
6. Jangan Lupakan Dana Pensiun
Dana pensiun adalah hal yang enggak kalah penting untuk dipersiapkan sejak dini. Anda harus menghitung berapa besar dana pensiun yang dibutuhkan untuk menjaga kualitas hidup di masa pensiun. Selanjutnya, Anda juga bisa memilih instrumen investasi yang tepat untuk mencapai tujuan pensiun tersebut, seperti investasi saham atau reksa dana. Dengan persiapan dana pensiun yang cukup, keluarga dapat memastikan kualitas hidup yang layak di masa pensiun.
Nah, itu tadi Sob, cara-cara membangun pondasi keuangan yang kuat, yang tentu saja harus dipersiapkan sedini mungkin, supaya kelak tidak menyesal di kemudian hari. Selamat merancang design pondasi keuangan ya Sob!