SoloposFM, Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momen paling ditunggu masyarakat Tionghoa. Dalam momen ini, ada banyak tradisi dan budaya yang dilakukan, salah satunya menyantap hidangan yang memiliki keberuntungan.
Salah satu makanan yang populer selama Imlek adalah kue keranjang. Kue keranjang merupakan camilan yang lezat untuk dikonsumsi. Kue keranjang memiliki rasa yang manis serta teksur yang kenyal.
Namun, apakah Sobat pernah menyadari, umumnya makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras ketan ini cukup beredar banyak di pasaran hanya saat menjelang Hari Raya Tahun Baru Imlek saja?
Dikutip dari China Travel, kue keranjang memiliki arti yang sangat mendalam bagi masyarakat Tionghoa. Sebab, terdapat sejarah kuno menjelaskan bahwa kue keranjang dinamai sebagai Nian Gao atau disebut “kue beras”, serta “kue Tahun Baru China”, yang sudah ada lebih dari 2000 tahun.
Baca juga : Kisah Nostalgia Toko “Oen”, Bisnis Legendaris Asal Semarang yang Sukses Lalui Tantangan Zaman dan Pandemi
Setelah Kalender Tionghoa ditetapkan pada Dinasti Zhou (abad ke-11 SM – 256 SM), masyarakat Tionghoa mulai memiliki konsep “tahun”. Sejak saat itu, mereka mempersembahkan nian gao sebagai korban kepada dewa dan leluhur. Lalu berlanjut pada Dinasti Tang (618 – 907 M), kemudian Nian Gao menjadi makanan tradisional Tiongkok yang disajikan selama Festival Musim Semi.
Di era Dinasti Qing yang jatuh pada tahun (1636 – 1912), nian gao mulai berkembang menjadi makanan ringan rakyat yang biasa dimakan sepanjang tahun, tetapi masih merupakan suguhan khusus untuk festival tersebut.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]