SoloposFM, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo fokus pemulihan ekonomi pada penganggaran 2022. Selain itu, dana darurat untuk penanganan Covid-19 jauh lebih kecil dibandingkan 2021.
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan pengurangan anggaran dikarenakan Pemkot lebih siap menangani Pandemi berkaca dari pengalaman 2020 dan 2021. Sejumlah kalender event kembali digelar seperti sebelum Pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Baca juga : Tahun Baru Tetep Waras, Yuk Ikuti Langkah Menjaga Kesehatan Mental Ini
Dikutip dari Solopos.com, sejumlah pembangunan yang menonjol pada 2022, di antaranya merampungkan Gor Indoor Manahan, pembangunan sejumlah SD, dan penataan Jl. Gatot Subroto-Ngarsopuro. Proyek lainnya, IKM Pasar Mebel Gilingan, IKM Semanggi, Taman Balekambang, dan Elevated Rail Simpang Joglo.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya, Core Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di kisaran 3,6 hingga 4 persen dan akan meningkat pada tahun depan di kisaran 4 hingga 5 persen. Dengan asumsi bahwa penanganan pandemi lebih bagus serta tidak ada lonjakan kasus Covid-19.
Sementara Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7-5,5%, dari 3,2-4,0% pada tahun 2021, didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi. Hal ini didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan.
Lukman Hakim, pengamat Ekonomi dari UNS, dalam Dinamika 103, Senin (03/01/2022) optimsitis pertumbuhan ekonomi tersebut akan tercapai. Salah satu syarat pencapaian tersebut adalah terkendalinya kasus Covid-19.
Baca juga : Anak Tantrum? Jangan Terbawa Emosi! Yuk Simak Tips Mengatasi Trantum Pada Anak
“InsyaAllah tercapai 5 persen jika tidak ada sesuatu dan kasus terkendali. Paling besar yang mendorong adalah konsumsi masyarakat. Transaksi makan minum, kuliner kebutuhan pokok, otomotif dll. Sektor inilah yang mendongkrak ekonomi selama 2 tahun pandemi. Harapannya tentu tidak ada gelombang ketiga,” papar Lukman.
Sektor manufaktur menurut Lukman juga harus digenjot lagi. Selain itu, ekspor yang dilakukan juga harus berupa barang yang memiliki nilai tambah.
“Jangan banyak impor barang jadi. Mending barang setengah jadi yang bisa diolah lagi. Pemerintah juga harus mendorong kembali ekspor. Jangan lagi ekspor jual batubara, minyak, atau bahan yang tinggal diambil. Yang di ekspor adalah barang yang punya nilai tambah. Disinilah perlu kerja keras pemerintah untuk menumbuhkan lagi sektor manufaktur,” ungkapnya lebih lanjut.
Dia juga meminta masyarakat untuk tenang, tidak panik dengan perubahan kondisi. Di 2022 ini, Lukman berharap amsyarakat sudah bisa bekerja dan beraktifiats secara normal kembali.
Opini Sobat Solopos
Dalam Dinamika 103, Senin (03/01/2022) mayoritas Sobat Solopos optimisitis dengan perbaikan ekonomi pada 2022. Sebanyak 75% Sobat Solopos optimistis. Sednagkan 25% sisanya mengaku masih khawatir.
Berikut sejumlah opini mereka.
“Selamat Tahun Baru 2022 semoga lebih sukses dan apa yang kita rencanakan jauh-jauh hari bisa tercapai. Saya optimis perekonomian Indonesia bisa tumbuh baik 5% lebih,” ungkap Priyanto.
“Harus optimis dong, sesulit apapun harus optimis, agar bisa mencapai harapan. Melihat kondisi yang semakin membaik, yakin bisa meningkat, jangan sampai putus asa,” tulsi Wawan.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]