Radio Solopos — PT Pertamina Patraniaga menambah suplai 824.481 tabung untuk Jawa Tengah dan 95.401 tabung untuk D.I. Yogyakarta demi memastikan ketersediaan elpiji 3 kg di masyarakat dua provinsi tersebut.
Langkah ini sebagai bentuk antisipasi Pertamina Patraniaga terkait polemik elpiji 3 kg beberapa hari lalu.
“Kami melaporkan kepada pemerintah pusat melalui Pemprov Jateng terkait monitoring di lapangan dan memastikan stok di outlet kami tersedia. Memang ada beberapa yang mengalami peningkatan permintaan. Oleh karnea itu kami akan menambah suplai 824.481 untuk Jawa Tengah sedangkan di DIY 95.401. Itu tujuan kami melakukan penguatan,” ujar Executive GM PT Pertamina Patraniaga Jawa Bagian Tengah, Aribawa, dalam kegiatan Outlook Economy 2025 di Kantor Solopos Media Group Solo, Rabu (5/2/2025).
Aribawa memastikan pihaknya mendukung penuh pemerintah dalam memastikan ketersediaan elpiji 3 kg.
Pertamina Patraniaga Jawa Bagian Tengah mencakup wilayah Jawa Tengah dan DIY.
Ia mengatakan pihaknya melakukan penguatan di dua provinsi tersebut demi mengembalikan ketersediaan gas elpiji bersubsidi itu yang sempat sulit didapatkan.
“Pertamina terus berkomitmen mendukung program Bapak Presiden (Prabowo Subianto) dan kami berkomitmen dalam ketahanan, ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlangsungan dari energi. Kami sudah melakukan penguatan distribusi di Jawa Tengah dan DIY. Semoga ini bisa meredam dan menenangkan masyarakat dalam mendapatkan LPG 3 kg,” lanjutnya.
Saat ini di Jawa Tengah terdapat 54.000 pangkalan gas elpiji sementara di D.I. Yogyakarta ada 8.000 pangkalan gas elpiji.
Dengan penguatan yang dilakukan Pertamaina, diharapkan kebutuhan masyarakat segera terpenuhi.
Stok Aman
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan stok gas LPG 3 kg aman.
Dia meminta masyarakat tidak panik apalagi sampai melakukan pembelian berlebihan yang berakibat panic buying.
“Masyarakat tidak perlu panik, jadi beli seperlunya saja,” ujar Fadjar saat mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan sidak di kawasan Palmerah, Jakarta, seperti dikutip dari Antara.
Fadjar menjelaskan stok gas LPG 3 kg masih aman dan tidak ada pengurangan kuota sama sekali.
Pengecer pun kini sudah bisa menjual LPG 3 kg lagi dengan status barunya sebagai sub-pangkalan.
Saat ini sekitar 370.000 pengecer terdata sebagai sub-pangkalan dari gas LPG 3 kg.
Fadjar berharap kembalinya pengecer dalam rantai distribusi LPG 3 kg dapat menormalkan kembali situasi di masyarakat.
“Semua pengecer dipermudah untuk menjadi sub-pangkalan. Jadi ya kami harapkan distribusinya bisa kembali normal,” ujar Fadjar.
Guna mencegah pembelian gas LPG 3 kg yang melebihi kuota, Kementerian ESDM dan Pertamina mewajibkan warga yang membeli di pengecer untuk membawa KTP.
Dengan demikian, pemerintah dapat mendata siapa saja yang membeli LPG 3 kg, volume pembeliannya, serta harga jualnya.
“Pak Menteri juga sudah sampaikan ya, harus pakai KTP. Karena kami ingin mendata siapa saja yang beli,” ujar Fadjar.