Radio Solopos – Pusat Penelitian Kependudukan dan Gender LPPM UNS bekerja sama dengan Tim Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Studi Independen Sekolah Vokasi D3 Komunikasi Terapan melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Pendopo Kelurahan Gilingan, pada Sabtu (24/6/2023). Kegiatan yang mengangkat tema “Sosialisasi Pemantapan Lima Nilai Anak dan Pencegahan Pekerjaan Terburuk Anak di Kelurahan Gilingan” ini, dibuka oleh Lurah Gilingan Priyadi, S.Sos.
Kegiatan ini dilakukan sebagai kelanjutan dari hasil kajian terdahulu Tim peneliti PPKG LPPM UNS yang diketuai oleh Dr. Rina Herlina Haryanti, S,Sos M.Si bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surakarta dengan judul “Solusi Strategis Penanggulangan Masalah Kependudukan di Kelurahan Gilingan”.
Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari Inovasi Prolinda Perak Kencana untuk mewujudkan dan pengembangan Kelurahan Gilingan sebagai Kelurahan Layak Anak.
Dipilihnya Kelurahan Gilingan, mengingat masyarakat di Kelurahan Gilingan memiliki kompleksitas permasalahan kependudukan. Salah satunya terkait adanya anak yang bekerja di wilayah Pekerjaan Terburuk Bagi Anak (PBTA).
Sebanyak 60 peserta yang terdiri Perwakilan RT dan RW, Tim penggerak PKK Kelurahan, Pokja Kelurahan Layak Anak Kelurahan Gilingan, Karang Taruna dan Anggota Forum Anak Kelurahan Gilingan ikut dalam kegiatan tersebut.
Pegiat gender dan anak dari PPKG LPPM UNS, Dr. Rina Herlina Haryanti, S.Sos, M.Si yang menjadi narasumber dalam acara tersebut mengatakan bahwa dengan mensinergikan pengetahuan tentang pencegahan Pekerjaan Terburuk Bagi Anak melalui pemantapan nilai anak, diharapkan anak mendapat perlindungan dari segala eksploitasi, kekerasan dan diskriminasi.
“Ada lima nilai anak yang harus dipahami oleh masyarakat, yaitu: nilai religiusitas, nilai budaya, nilai sosial, nilai psikologis, dan nilai ekonomi. Sayangnya nilai ekonomis yang menganggap anak sebagai investasi ekonomi masih melekat paling banyak di masyarakat. Dan kondisi inilah yang memicu anak dieksploitasi sehingga berada dalam empat ranah pekerja terburuk anak: tambang, bahan kimia, jalanan dan pelacuran,” kata Rina
Dengan kegiatan pengabdian ini diharapkan terjadi penguatan pengetahuan masyarakat tentang nilai anak dan perlindungan khusus anak, yang pada akhirnya dapat memberi masukan dalam rangka perencanaan dan evaluasi atas pengembangan kelurahan layak anak di Kelurahan Gilingan.
Sosialisasi pemantapan lima nilai anak dan pencegahan pekerjaan terburuk anak di Kelurahan Gilingan ini dilaksanakan menggunakan anggaran yang bersumber dari Dana Hibah Riset Group Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret.