SoloposFM – Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menangani dan mengendalikan kasus penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), seperti penanganan pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian per 29 Juni 2022 telah menyebar di 19 provinsi dan 221 kabupaten/kota.
Seiring dengan meluasnya penyebaran PMK ke berbagai daerah, Pemerintah mengambil langkah cepat dengan membentuk Satgas Penanganan PMK di tingkat nasional melalui Keputusan Menko Perekonomian selaku Ketua Komite PC-PEN, yaitu Keputusan Nomor 2 Tahun 2022.
Perlu diketahui bahwa saat ini penyakit PMK selain menjangkiti hewan sapi, juga sudah menjangkiti kerbau, kambing, domba, dan babi. Untuk itu, Pemerintah akan semakin mempercepat penanganan penyakit PMK ini, mulai dari mendorong Satgas bekerja dengan cepat, melakukan percepatan vaksinasi, dan pengaturan lalu lintas ternak.
Strategi percepatan vaksinasi dengan prioritas utama penyuntikan pada wilayah hijau dan diutamakan peternakan rakyat, serta strategi percepatan testing dalam penanganan PMK, dan yang paling penting strategi pengaturan lalulintas hewan berdasarkan Zonasi Wilayah.
Sejumlah wilayah Soloraya pun sudah mulai melakukan vaksinasi pada hewan ternak.
Baca juga: Bus Ekonomi Makin Tergilas Zaman, Berapa Banyak Penumpang Yang Masih Setia?
Kasus Mulai Melandai
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Agus Wariyanto dalam program Dinamika 103, Jumat (1/7), mengatakan bahwa kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jateng sudah mulai melandai. Ia menyebut sampai hari ini tercatat ada suspect sebanyak 35 ribu ekor di 35 kabupaten/kota.
Terkait penanganan kasus PMK di Jateng, Agus mengatakan bahwa pihaknya menjalankan 2 strategi, yaitu mengobati ternak yang terpapar dan mencegah ternak yang sehat terkena PMK dengan pemberian vaksin.
“Untuk daerah hijau memang harus melakukan vaksinasi, dan kalau ada ternak yang terpapar jangan dicampur,” jelas Agus.
Pihaknya sudah mengalokasikan 78.900 dosis vaksin PMK. Berdasarkan data per Kamis (30/6) realisasi vaksinasi baru sekitar 25 persen. Masih rendahnya realisasi vaksinasi diantaranya karena kendala SDM.
“Karena di lapangan kan harus dibedakan dulu mana sapi yang sakit dan yang sehat. Apalagi yang daerah-daerahnya tersebar sehingga ada kendala SDM. Tapi kemarin kita sudah mendapatkan backup dari polda dan kodam untuk membantu memberikan vaksinasi,” ungkap Agus.
Ia menambahkan untuk menghadapi Idul Adha, stok hewan ternak untuk kurban sangat cukup karena Jateng merupakan sentra peternakan. Bahkan ada surplus hingga 27.000 ekor.
Baca juga: Sudah Tahu Belum Sob? Beli Minyak Goreng Curah Wajib Pakai PeduliLindungi atau KTP