SoloposFM, Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah 2 menggandeng Viens Selat untuk edukasi pasar modal. Strategi ini dilakukan agar edukasi terasa ringan dan tidak monoton. Selain itu, Selat Solo dipilih menjadi makanan yang dibahas karena merupakan makanan khas Solo.
“Ini merupakan edukasi lanjutan dari Waktu Indonesia Berinvestasi (WIB). Program ini juga untuk mengangkatkat kearifan lokal Kota Solo,” kata Kepala Kantor BEI Jateng 2 M. Wira Adibrata. Pada bahasan bertema Selat Solo dan Laba Per Saham tersebut, membahas bagaimana melihat prospek sebuah perusahaan dari pendekatan Laba Per Saham.
Laba Per Saham atau Earning per Share (EPS) merupakan satu indicator untuk melihat tingkat profitabilitas sebuah perusahaan. EPS dapat melihat seberapa bertumbuhnya sebuah perusahaan dari laba yang dihasilnya.
“Laba per saham dapat dilihat dilaporan keuangan perusahaan yang sudah dipublish oleh perusahaan setiap tiga bulanan. Semakin besar nilai laba persaham, semakin bagus perusahaan tersebut dan semakin menarik bagi para investor,” paparnya.
Adapun laba per saham di dapat dari laba bersih perusahaan (setelah dikurangi pajak dan deviden) dibagi jumlah saham yang beredar.
“Misalnya laba bersih PT ABCD pada triwulan pertama tahun 2020 adalah Rp 20.000.000.000 (dua puluh miliar) dan jumlah saham yang beredar ada 1.000.000.000 (satu juta) lembar saham.Jadi EPS PT ABCD adalah, Rp 2.000. Nah, angka ini kemudian kita bandingkan dengan triwulan sebelumnya, apakah naik atau turun. Jika naik, artinya laba perusahaan tersebut bertumbuh,” paparWira.
Dalam acara tesebut, BEI Jateng 2 juga mengundang Robin Harya, penulis buku “Jangan Jadi Trader Sebelum Baca Buku Ini”. Dalam pemaparannya Robin mengatakan, EPS merupakan indikasi dasar yang penting untuk melakukan analisa memilih sebuah saham perusahaan.
“EPS ini untuk melihat seberapa growth perusahan dalam menghasilkan laba. Ini cocok bagi tipikal growth investor,” katanya.
Menurut Robin terdapat dua jenis investor jangka panjang yaitu growth investor dan value investor. Untuk growth investor merupakan investor yang melihat pertumbuhan laba perusahaan, sedangkan value investor melihat saham berdasarkan harga saham dibawah harga wajarnya atau melihat saham yang harganya murah disbanding nilai bukunya.
Owner Viens Selat, Serra Argo Riandra mengaku sangat senang dengan kolaborasi edukasi saham dan kuliner.
“Followers kami belum tentu mengeti tentang saham dan investor juga belum tentu tahu sejarah selat solo. Jadi ini edukasi yang sangat baik. Ini saya juga jadi tertarik untuk investasi saham,” katanya.
Program WIB ini berlaku nasional dan mengangkat makanan-makanan local dan disaksikan di seluruh wilayah di Indonesia sehingga sekaligus mengenalkan kuliner nusantara dari berbagai daerah.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]