SoloposFM – Persoalan jalan rusak sepertinya tidak pernah ada habisnya. Hampir setiap waktu ada saja orang yang protes atau mengeluh tentang jalan rusak. Entah berlubang, aspal terkelupas atau kondisi jalan itu benar-benar seperti ampyang alias hancur total. Banyak pihak yang dituding sebagai biang penyebab kerusakan jalan.
Kendaraan berat atau truk bertonase tinggi, sering menjadi kambing hitam walaupun sebagian di antaranya memang menjadi penyebab jalan rusak. Karena jalan yang dilintasi tidak sesuai dengan tonasenya.
Kemudian karena faktor alam. Hujan yang terus mengguyur kadang bisa menyebabkan aspal jalan lebih cepat terkelupas. Dari sedikit yang terkelupas lama-lama menjadi besar seperti sebuah kubangan.
Selain itu, faktor lain yang juga dituding sebagai penyebab jalan rusak adalah para petugas pengerjaan infrastruktur jalan. Entah pekerjanya secara langsung maupun instansi yang berwenang mengurusi perbaikan jalan. Karena proses pengerjaan jalan asal-asalan atau tidak sesuai besteknya, jalan yang semestinya mulus dan awet bagusnya menjadi cepat rusak. Wargapun punya banyak cara untuk menyampaikan keluhan atau protes soal jalan rusak. Mulai dari memberi tanda bahaya, memasang tong, menanam pohon pisang hingga menyemprotkan cat pada lubang-lubang jalan.
Melihat fenomena itu semestinya pemerintah malu. Apalagi, Gubernur Ganjar Pranowo berkomitmen untuk mewujudkan wilayah Jawa Tengah bebas dari jalan berlubang. Yang diinginkan masyarakat sebenarnya sangat sederhana. Pemerintah diharapkan dapat membangun infrastruktur dan fasilitas publik secara ideal dan terawat dengan baik. Terutama/ soal pembangunan jalan. baik jalan milik pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah daerah.