SoloposFM, Surakarta atau Solo menjadi salah satu kota di Jawa ternyaman untuk ditinggali. Sejak Presiden Joko Widodo menjadi Wali Kota Solo, kepopuleran kota ini makin meningkat. Sejumlah prestasi Presiden Jokowi selama memimpin Solo mengharumkan kota asalnya itu.
Tahun ini, kota Solo mendapat predikat kota ternyaman di Indonesia dari Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAPI). Predikat tersebut diberikan berdasarkan hasil survei IAPI di 26 kota yang tersebar di 19 provinsi.
Hasil survei tersebut, Solo menempati posisi pertama sebagai kota dengan nilai indeks layak huni sebesar 66,9 persen. Ketua Kompartemen Livable City IAP, Elkana Catur mengatakan Solo terpilih menjadi kota yang memiliki nilai paling tinggi dan konsisten menjadi kota yang layak huni dan paling nyaman di Indonesia.
Daftar Peringkat
Nilai yang diperoleh Solo, sebesar 66,9 persen itu menjadi yang terbaik mengungguli nilai kota-kota besar lainnya, seperti Palembang 66,6 persen, Balikpapan 65,8 persen dan Denpasar 65,5 persen. Kemudian, ada Semarang 65,4 persen, Tangerang Selatan 65,4 persen, dan Banjarmasin 65,1 persen. Solo dan Balikpapan adalah kota yang konsisten sebagai Top Cities
Dalam survei ini, IAP menilai dari lima aspek saat menentukan kota layak huni di Indonesia. Beberapa di antaranya, pengelolaan air bersih, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas keagamaan, dan fasilitas transportasi.
Baca juga : Libur Imlek 2021, Pendengar Solopos FM Siap Di rumah saja
Dengan predikat sebagai kota paling nyaman di Indonesia, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo pun mengaku bangga. Menurut pria yang biasa disapa Rudy ini, capaian yang diperoleh Solo ini karena masyarakat Kota Bengawan yang saling menghargai di tengah perbedaan. Mampu saling menghormati dan menghargai. Tidak memandang suku, agama dan juga ras,.
Hal ini membuat tak hanya masyarakat Solo yang nyaman dan betah di Solo, tetapi juga pendatang yang merantau ke Solo. Dibandingkan dengan Yogyakarta, Pakar Tata Ruang Kota Universitas Sebelas Maret UNS Solo, Kusumastuti, mengatakan predikat yang didapat dari IAP Indonesia sebagai Kota Layak Huni dengan indeks tinggi memberi arti Solo dinilai sebagai kota yang nyaman untuk ditinggali.
Hal itu juga mengartikan Solo memiliki suasana yang nyaman untuk bekerja yang didukung oleh faktor fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Opini Pendengar Solopos FM
Sementara itu, dalam program Dinamika 103 edisi Senin (15/02/2021), mayoritas mengakui bahwa Solo merupakan kota yang nyaman untuk ditinggali, meskipun ada sejumlah catatan perbaikan fasilitas kotanya. 96% Pendengar Solopos FM megaku setuju, sementara sisanya menyatakan tidak setuju dengan sejumlah catatan.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Setuju sekali Solo kota nyaman karena biaya hidup di Solo masih murah, terutama kulinernya. Tapi sayang kadang ada segelintir warung kuliner yang kalkulatornya rusak,“ ungkap Anda di Danukusuman.
“Perlu dikaji lagi, layakkah penghargaan Solo sebagai kota hunian yang nyaman , karena masih banyak infrastruktur yang harus dibenahi dan ditata kelola secara benar dan manusiawi menurut cultur dan budaya kearifan lokal yang harus dipertahankan sebagai aset pariwisata nasional dan internasional,” tulis Ahmad Sanusi.
“Meski saya tidak tinggal di kota Solo, hanya melintasi bahkan pernah berkantor di kota Solo yang saya rasakan kota yang betul-betul nyaman, banyak kulinernya, biaya hidup masih murah, tidak macet, udaranya juga masih bersih, toleransi beragamanya baik bahkan ada masjid yang bersebelahan dengan gereja . Terminal busnya 24 jam, ada transportasi kereta api, bandara, apalagi sekarang jalan tol jadi mau pergi ke mana – mana mudah atau bisa di bilang akses transportasi ada semua. Orang-orangnya ramah tamah bila kita kesasar dan menanyakan jalan pasti dikasih tahu. Mall dan pasar tradisionalnya juga banyak,” papar Priyanto.
“Setuju Solo kota ternyaman. Mudah tranportasi, makanan murah penduduknya ramah-ramah,” ungkap Tatik.
“Dari kecil di Solo, jadi saya bisa merasakan tenteram aman dan nyaman, “ tulis Mudhowati.
“Kalau nyaman saya setuju, hanya kalo ternyaman rasanya belum setuju. Saya masih melihat beberapa titik dipinggiran kena banjir, ungkap Ucok.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]