SoloposFM, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengungkapkan, sudah saatnya sekolah-sekolah di Indonesia menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Hal tersebut mengacu pada tempat-tempat lain seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran yang sudah dibuka kembali.
Nadiem melanjutkan, sekolah-sekolah sebenarnya sudah diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas sejak Januari 2021. Hal itu terbukti dari sudah sekitar 20 persen sekolah yang menerapkan PTM terbatas sejak Januari lalu.
Baca juga : Ingin Shopping di Mal? Simak Tips Belanja Praktis dan Aman Berikut
Namun, Nadiem mengingatkan bahwa PTM terbatas tetap membutuhkan perizinan dari orangtua siswa. Orangtua, kata dia, diberikan kebebasan untuk menentukan apakah anaknya dapat kembali ke sekolah atau tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
PTM Solo
Di Solo, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memastikan PTM SD/SMP di Kota Bengawan tak bergeser dari rencana semula yakni 12 Juli. Tanggal itu bertepatan dengan awal tahun ajaran baru 2021/2022. Kendati begitu, dia meminta orangtua berkomitmen untuk mengantar jemput. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo juga sudah menyiapkan 10 unit angkutan pengumpan untuk melakukan antar jemput siswa yang mengikuti PTM.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Etty Retnowati, mengatakan, untuk tingkat SMP hampir semua sekolah sudah siap melaksanakan PTM. Simulasi PTM SMP diikuti oleh 74 sekolah dan 19 sekolah lainnya belum melaksanakan simulasi. Total SD negeri secara keseluruhan ada 155 SD ditambah SD swasta sekitar 255 sekolah.
Baca juga : Sambut Hari Lansia Nasional, Ini 5 Aktivitas Seru Bareng Kakek dan Nenek Tercinta
Khusus untuk PTM SD masih dilakukan perwakilan kecamatan. Etty kemudian menyebut kepastian PTM masih menunggu izin orangtua masing-masing siswa, mengingat masih ada 20% orangtua yang belum mengizinkan PTM berlangsung. Ia memastikan 100% guru di Kota Solo sudah divaksin sehingga orangtua tak perlu khawatir.
Opini Pendengar Solopos FM
Hasil polling SoloposFM, pada program Dinamika, Senin (07/06/2021), opini pendengar Solopos FM terbelah. Separoh dari mereka menyatakan siap melepaskan buah hati untuk PTM. Sementara 50% sisanya mengaku belum siap.
Berikut sejumlah opini mereka:
“Saya sangat setuju sekali. Maaf ini menurut saya pribadi, sudah banyak anak usia sekolah yang bosan. Kalau boleh kita jujur sebagian besar saat anak berada di rumah, ketika bermain sama teman sama sekali tidak menghiraukan protokol kesehatan. Lebih baik masuk sekolah, sehingga jam untuk bermainnya berkurang dan lebih terkontrol saat sekolah,” ungkap Kartiman.
“Menurut saya sendiri, sejak dulu saya dah siap untuk melepas anak-anak saya melaksanakan PTM, karena selama ini anak-anak sangat merindukan sekolah dan teman-teman mereka. Yang penting krokes harus disiplin dilakukan,” papar Chris Prabowo.
“Antara siap dan tidak siap, tapi harus siap,” ungkap Ana di Mojosongo.
“Saya sudah siap,” tulis Sutrisno.
“Sudah satu minggu anak saya testing di SMP Kragilan Mojosongo, Boyolali. Yang penting taat protokol kesehatan dan jaga daya tahan tubuh agar tidak was-was lagi,” ungkap Andri.
Dukungan Dewan Pendidikan
Joko Riyanto, ketua Dewan Pendidikan Kota Solo dalam Dinamika 103, Senin (07/06/2021), menekankan bahwa sekolah harus memperhatikan kesehatan keselamatan keamanan, khususnya untuk siswa dan warga sekitar. Menurutnya mayoritas orangtua siswa mengijinkan.
“Tapi masih ada beberapa wali murid yang tidak mengijinkan. Untuk itu sekolah tetap harus fasiliats dengan pelajaran jarak jauh. Bagi wali murid juga tetap harus mengawal anaknya,” ungkap Joko
Saat simulasi awal PTM, memang ada keharusan orangtua siswa melakukan antar jemput anaknya. Namun menurut Joko seiring dilakukannya evalausi, dan dengan perkembangan vaksinasi, untuk siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah boleh berangkat sendiri. Batasannya adalah radius 500 meter daris ekolah.
“Memang lebih fleksibel tapi wali murid tetap harus memantau. Kami juga berkoordinasi. dengan Dinas Pendidikan antara lain dengan membuat desk pengaduan pelaksanaan PTM. Kami juga melakukan pemantauan PTM saat simulasi, bekerjasama dengan forum komunikasi komite sekolah kota Solo (FKKS). Kami memantau ke sekolah-sekolah untuk melihat pelaksanaan hingga kendalanya,” ungkapnya lebih lanjut.
Joko meminta wali murid untuk terus mengawasi kegiatan anak-anaknya di rumah jelang PTM. Diantaranya mengawasi asupan makanan, jam istirahat dan kegiatan.
“Belajar di manapun tempatnya kesehatan tetap dijaga. Ingat taati protokol kesehatan. Hindari kerumunan dan kurangi aktivitas di luar,” pungkasnya.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]