SoloposFM, Hotel akan menjadi lokasi karantina terpusat bagi warga Kota Solo yang terkonfirmasi Covid-19. Ini dilakukan sebagai langkah mengingat kasus Covid-19 akhir-akhir ini meningkat.
Dengan lokasi terpusat ini nantinya warga Kota Solo yang positif Covid-19 tidak dibawa ke Asrama Haji Donohudan Boyolali. Tapi akan dibawa ke satu tempat yang sedang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Nantinya hotel tersebut akan disewa dan yang sesuai dengan anggaran Pemkot. Untuk prosesnya itu sama seperti isolasi di Asrama Haji Donohudan, seperti makan, minum, serta ada tenaga kesehatan yang disiapkan.
Di Semarang dan Yogyakarta
Di Semarang, Pemerintah Kota Semarang berencana menyewa hotel sebagai tempat karantina pasien COVID-19 untuk menambah kapasitas tempat tidur sebagai ruang isolasi.
Baca juga : Musik Daur Ulang : I Have a Dream, Sang Pemimpi yang Terus Berusaha
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, mengatakan jumlah pasien positif COVID-19 yang dirawat di ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini mengalami peningkatan selama beberapa waktu terakhir. Dia menyebut sekitar 45 persen dari total pasien yang dirawat di berbagai rumah sakit dan tempat karantina, berasal dari luar Kota Semarang.
Di Yogyakarta, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan bahwa ada tujuh hotel di Yogyakarta yang sudah siap digunakan sebagai tempat karantina mandiri bagi pemudik. Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranawa Eryana, mengetakan pengelola hotel yang menyiapkan tempat karantina mandiri bagi pemudik sudah menetapkan harga paket layanan termasuk tiga kali makan dalam sehari dan satu kali pemeriksaan sampel usap saluran nafas untuk mendeteksi penularan Covid-19 menjelang akhir karantina.
Di Solo
Terkit rencana tersebut, PHRI Solo menyatakan siap mendukung jika Pemkot aman menggunkan hotel untuk lokasi karantina. Sistho A Srestho, Humas PHRI Solo yang juga GM The Alana Hotel & Convention Center, mengungkapkannya dalam Dinamika Kamis (24/06/2021). Namun PHRI tidak bisa memaksa anggotanya, jika ada yang berkeberatan hotelnya digunakan sebagai lokasi karantina.
Baca juga : Tak Sabar! Pendengar Solopos FM Ingin Segera Coba Bus Listrik
“Jangka pendek cashflow hotel akan terjaga. Jika hotelnya digunakan untuk lokasi karantina, pasti anggaran akan masuk. Namun perlu dipikirkan jangka panjangnya. Jangan sampai ada penolakan dari masyarakat sekitarnya. Atau usai untuk karantina, akan berimbas pada citra hotel tesebut. PHRI hanya bisa memberikan saran,” papar Sistho.
Lebih lanjut Sistho mengungkapkan, pihak hotel terus berupa menerapkan protokol kesehatan. Vaksinasi Covid-19 juga sudah diberikan kepada seluruh karyawan hotel. Selain itu, pihaknya juga melakukan rapid tes secara berkala kepada karyawan hingga ketentuan agar semua tamu yang menginap menyerahkan surat kesehatan hingga hasil rapid tes.
Opini Pendengar Solopos FM
Hasil polling SoloposFM, pada program Dinamika, Kamis (24/06/2021), mayoritas peserta polling setuju jika hotel digunakan sebagai lokasi karantina. Sebanyak 80% peserta polling menyetujuinya sedangkan 20% sisanya mengaku tidak setuju.
Berikut sejumlah opini mereka:
“Harus dipikirkan juga pasca untuk karantina. Takutnya nanti di cap hotel virus. Kedepan setelah virus selesai tidak ada yang mau datang nginap,” ungkap Sulung.
“Kalau untuk penyelamatan usaha hotel bolehlah, tapi kalau mengingat pandemi entah sampai kapan, bukannya Pemkot harus lebih berhemat. Dulu DKI awal-awal juga pakai hotel, tapi sekarang sudah tidak mampu karena anggaran sudah tidak ada,” tulis Nur Syamsiah.
“Yang karantina pasti setuju-setuju saja. Hotel jelas aman dan nyaman. Kita semua tau seperti apa standar kebersihan hotel. Tapi pikirkan juga anggarannya akan sebesar apa?” papar Nia.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]