SoloposFM, Pemerintah menggeser sejumlah hari libur keagamaan demi kepentingan penanggulangan pandemi virus corona (Covid-19). Hari libur nasional digeser agar tidak membuat libur menjadi lebih panjang. Dengan begitu, potensi masyarakat berlibur dalam waktu yang lama bisa dicegah.
Pemerintah menganggap libur panjang kerap menjadi pemicu lonjakan penularan Covid-19, karena masyarakat membuat kerumunan di tempat wisata atau pulang ke kampung halaman.
Baca juga : BPJS Kesehatan Minta Kader JKN Tingkatkan Kemampuan Komunikasi
Sebelumnya, Kementerian Agama menggeser tanggal merah atau hari libur Tahun Baru Islam 1443 Hijriah. Dari semula Selasa, 10 Agustus menjadi Rabu, 11 Agustus 2021. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menegaskan bahwa Tahun Baru Islam 1443 Hijriah tetap jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021. Hanya libur yang digeser.
Kini, Pemerintah juga menggeser hari libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dari Selasa, 19 Oktober menjadi Rabu, 20 Oktober 2021. Pemerintah menegaskan, keputusan diambil semata-mata untuk menghindari potensi lonjakan kasus covid-19 terjadi.
Baca juga : BPKH Gelar Diseminasi Pengawasan Haji
Opini Sobat Solopos
Dalam Dinamika 103 SoloposFM, Selasa (19/10/2021), 20% Sobat Solopos mengaku sudah libur hari ini. Sedangkan 80& Sobat Solopos lainnya mengaku libur pada Rabu (20/10/2021) besok.
Berikut sejumlah opini Sobat Solopos:
“Liburan Maulid Nabi tidak gayeng tanpa ada Sekaten. Tapi kita harus taat dan patuh atas kebijakan Pemerintah dgn tetap prokes. Lebih baik di rumah saja sambil dengerin Solopos fm dan kumpul keluarga,” ungkap Sutarto.
“Sebagai warga yg baik, upaya pemerintah geser hari libur patut dihargai, namun disisi lain pemerintah sudah mulai meng-offline-kan kegiatan rapat/pelatihan/workshop diakhir tahun bagi ASN. Minggu lalu saya mengikuti kegiatan di salah satu hotel di Jakarta pusat, dalam waktu yang bersamaan ada 3 kementerian yang menghelat workshop disana yaitu kemenkes, kemenag dan kemenkumhan,” papar Rita.
“Saya liburnya besok. Meski libur juga banyak di rumah apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan. Sehubungan Soloraya level 2 lalin sua minggu terakhir ini cukup padat. Apalagi banyak masyarakat yang memanfaatkan liburan dengan pergi wisata. Sampai saking ramainya tidak bisa menikmati wisata tsb. Kalau saya dan istri cari lokasi wisata yang dekat dan menghindari kerumunan,” tulis Priyanto.
“Tempat kerjaku liburnya juga diundur besok. Hari ini, kami masuk seperti biasa. Tapi, anakku ada yang libur hari ini,” Sriyatmo.
“Menurut pendapat saya, sebenarnya kurang berefek kebijakan seperti ini. Karena yang memang sudah niat liburan, walaupun libur digeser tetap bisa ambil cuti. kecuali ASN yang memang dilarang bepergian. Bagi pedagang, UMKM nggak kenal tanggal merah. Semua hitam. Digeser atau tidak tetap tidak libur,” ujar Rere.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]