SoloposFM, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem yang terjadi di 27 wilayah. BMKG memprediksi 23 wilayah di Indonesia berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Sementara itu, empat wilayah lainnya diprediksi berpotensi turun hujan disertai petir sampai angin kencang.
Iis Widya Harmoko, Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) BMKG Stasiun Klimatologi Semarang dalam Dinamika Kamis (10/02/2022) meminta masyarakat untuk peka terhadap perubahan cuaca yang terjadi pada siang hingga sore hari.
“Cuaca cerah yang tiba-tiba berubah jadi berangin harus diwaspadai. Kita harus peka terhadap perubahan ekstrim cuaca,” ungkap Iis.
Wilayah Rawan
Dalam kesempatan ini Iis juga mengungkapakn sejumlah wilayah yang rawan bencana, diantaranya di wilayah dataran tinggi yang memiliki pegunungan. Seperti di wilayah Boyolali, Klaten dan Karanganyar.
“Wilayah dataran tinggi harus mewaspadai potensi bencana tanah longsor. Jadi kala hujan deras berlangsung lama, segera pantau rekahan tanah. Juga di wilayah dekat hutan atau pepohonan rapat, juga harus mewaspadai pohon tumbang kala hujan angin. Untuk daerah dekat aliran sungai, harus dipantau apakah aliran sungainya lancar. Ada atau tidak tumpukan sampahnya, untuk antisipasi bencana banjir,” paparnya.
Sebelumnya Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menjelaskan berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan mendatang di sebagian besar wilayah Indonesia.
Baca juga : Lonjakan Covid-19 di Soloraya, Pakar Patologi Klinik : Tak Usah Pikir Variannya, Tetap Taat Prokes!
Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktivitas dinamika atmosfer, seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) dan fenomena gelombang atmosfer, yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.
Guswanto mengatakan potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di wilayah Aceh, Sumatra Utara Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur.
Sementara itu, area perairan dengan tinggi gelombang 2,5 – 4.0 meter (gelombang tinggi) terdapat di wilayah Perairan Kepulauan Anambas – Kepulauan Natuna, Perairan barat Kep. Mentawai, Perairan Enggano – Bengkulu, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai – Bengkulu, Perairan selatan Jawa Timur, Perairan selatan Bali – NTB, Samudra Hindia selatan Jawa Timur- NTT.
Atas peringatan tersebut, masyarakat diminta untuk mengantisipasi kemungkinan bencana yang timbul akibat cuaca ekstrem tersebut.
Baca juga : Jelang HUT 18 SoloposFM, Ini Filosofi Logonya
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam Dinamika Kamis (10/02/2022) mengungkapkan beragam opininya terkait antisipasi cuaca ekstrem tersebut.
“Saya sudah antisipasi dengan rajin bersih selokan, motong dahan pohon bila sudah tinggi atau menganggu jalan. Selain itu ya talang rumah mesti beberapa bulan sekali harus dibersihkan agar tidak ada sumbatan agar aliran air hujan lancar. Selain itu sudah 4 tahun lalu di depan rumah saya buat lubang biopori agar air hujan kembali ke tanah, tidak terjadi genangan dan di saat musim kemarau bisa menjadikan sumber air ada, kebetulan saya menggunakan sumur bor untuk kebutuhan sehari-hari kecuali untuk masak dan minum,” ungkap Priyanto Sasongko.
“Saya punya saudara yang tinggal di Tawangmangu. Kalau hujan deras dan lama, takut longsor. Karena di bagian belakang rumah ada talut dengan tinggi 5 meteran, serta di sebelah sebelah timurnya. Kalau yang sebelah Barat, takut longsor menutup jalan dan rumah tetangga,” tulis Sriyatmo.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]