• Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
Radio Solopos FM
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
Radio Solopos FM
No Result
View All Result
Home News

Pandemi Covid-19 Jadi Endemi? Pakar Patologi Klinik UNS : Jangan Tergesa-Gesa!

Redaksi by Redaksi
7 March 2022
in News
0
waspada omicron

sumber foto : freepik.com

SoloposFM, Pertanyaan “Kapan pandemi COVID-19 berakhir?” atau “Kapan kehidupan bisa berjalan normal seperti sedia kala?” tampaknya jadi pertanyaan semua orang. Terlebih virus SARS-CoV-2 telah genap 2 tahun bercokol di Tanah Air sejak 2 Maret 2020.

Melihat perkembangan COVID-19 pada tataran global, setiap negara, termasuk Indonesia berupaya lepas dari cengkeraman pandemi. Terus bergerak dan berharap segera tiba pada fase endemi. Fase ketika COVID-19 menjadi penyakit yang konstan atau biasa dalam suatu populasi atau area geografis tertentu. Tak ubahnya malaria atau demam berdara dengue (DBD).

dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK(K), PhD, FISQua, Pakar Patologi Klinik RS UNS, dalam Dinamika, Senin (7/3/2022) mengungkapkan kondisi endemi itu berarti kasus masih ada, diharapkan serendah mungkin sehingga tidak berisiko bagi kapasitas pelayanan kesehatan, dengan angka kematian juga serendah mungkin mendekati nol.

“Itu artinya skala pandemi sudah kecil. Untuk bisa mengukur itu, berarti harus tahu ukuran pandemi. Instrumen yang tepat adalah 3T dengan kuncinya adalah testing,” ungkapnya.

Kewenangan menyatakan pandemi ada pada WHO. Karena pandemi melibatkan antara negara dan benua. Begitu juga untuk menyatakan berakhirnya pandemi, adalah kewenangan WHO. Sedangkan epidemi bisa saja terjadi hanya pada suatu wilayah tertentu saja. Misalnya satu negara atau beberapa negara.

Sedangkan endemi, berarti angka kasusnya sudah sangat rendah tapi belum bisa dihilangkan sampai nol. Ini sifatnya bisa di suatu wilayah tertentu saja. Atau bisa juga antar negara bahkan antar benua.

Maka prinsip dasarnya: menyatakan terjadinya pandemi dan mencabutnya adalah kewenangan di WHO. Tidak bisa masing-masing negara menyatakan “sudah tidak terjadi pandemi” lagi.

Baca juga : Cerita Filsa Budi Ambia, Olah Produk Skala Rumahan Jadi Oleh-Oleh Nomor Satu Khas Balikpapan

 

Kasus Masih Tinggi

 

Lebih lanjut Tonang mengungkapkan, semua pihak berharap Indonesia sudah melewati gelombang Omicron. Tapi kasus masih tinggi. Angka kematian juga masih menanjak.

“Dengan keterbatasan soal tes, dan menyadari situasi ini, tentu kita bijak untuk berhati-hati menilai dan menyimpulkan sudah berapa ukuran pandemi ini sehingga tidak tergesa-gesa menyatakan sudah masuk fase endemi,” ungkapnya.

Dia juga meminta semua pihak untuk berhati-hati memaknai endemi covid. Kondisi endemi itu bukan kondisi yang diharapkan. Itu kondisi terpaksa, mau tidak mau dijalani, karena sebenarnya covid belum benar-benar dapat dieradikasi.

“Covid itu bukan hanya soal kesehatan. Usul saya, kita pertimbangkan pelonggaran, sesuai perkembangan kasus berbasis data yang kredibel. Sebaiknya tidak tergesa-gesa mewacanakan soal fase endemi. Banyak hal harus dipertimbangkan dengan wacana tersebut. Sebaiknya hati-hati,” tambah Tonang.

Ia berarapan pada Ramadhan dan Lebaran mendatang masyarakat bisa lebih “nyaman”. Bukan berarti saat itu sudah tepat disebut masuk fase “endemi”.

“Yang kita harapkan adalah kasus mulai sangat landai, angka positivitas terjaga di bawah 5%, kasus kematian sudah sangat rendah, angka reproduksivitas jauh di bawah 1. Maka dengan kondisi itu, kita bisa melonggarkan diri agar sedikit lebih nyaman. Setidaknya lebih nyaman daripada 2 lebaran sebelumnya,” pungkas Tonang.

Baca juga : Empat Alasan Kamu Harus Coba Scallion Sandwich ala Taiwan, Dijamin Bikin Nagih!

 

Opini Sobat Solopos

 

 

Dalam Dinamika, Senin (7/3/2022) Sobat Solopos mengungkapkan opininya terkait wacana Pandemi Covid-19 Jadi Endemi. Berikut sejumlah opini mereka:

Pandemi Covid-19 Jadi Endemi
Hasil polling Instagram SoloposFm @SoloposFmSolo

 

“Entah kapan bisa dikategorikan endemi, yang penting sehat terus,” ungkap Dyah.

“Jujur dah bosan banget dengan pandemi. Tapi kesehatan jangan buat main-main. Kalau kondisi belum memungkinkan dilonggarkan ya jangan dipaksakan. Saya punya anak kecil dan orangtua juga lansia yang harus dijaga kondisi kesehatannya,” tulis Ana.

 

[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]

Tags: coronacovid 19setop penularan covid19soloposfm lawan covid 19pandemi covid-19endemi covid-19
Previous Post

Siap Jadi Aktris, Hyeyeon Ex-Gugudan Ubah Nama Panggung

Next Post

‘The Lost Daughter’ Jadi Film Terbaik dalam Ajang Independent Spirit Awards

Next Post
Independent Spirit Awards

'The Lost Daughter' Jadi Film Terbaik dalam Ajang Independent Spirit Awards

No Result
View All Result

Berita Terbaru

  • Peluang Indonesia Menang Atas Jepang Terbuka Sore Nanti, Ini Prediksi Susunan Pemain 2 Tim
  • Kasus Anjing Dikuliti Hidup-Hidup, Polisi Pastikan Kejadian Bukan di Kabupaten Sragen
  • Ingin Usus Tetap Muda, Lakukan Hal Ini!
  • Sumanto: Pemuda Hari Ini adalah Penentu Masa Depan Indonesia di Tahun 2045
  • Ketua DPRD Jateng: Pemerintah Harus Fasilitasi, Kompetisi Bela Diri Efektif Kurangi Tawuran di Jalanan

Category

  • Lifestyle
  • Opini
  • News
  • Program
  • Event
  • Podcast
  • Galery Foto

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • About Us
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Contact

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.