SoloposFM – BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek hadir membuka booth di tengah- tengah rangkaian kegiatan Muktamar Muhammadiyah yang digelar sejak tanggal 18 hingga 20 November 2022.
Dalam kesempatan itu, BP Jamsostek mengampanyekan program “Kerja Keras, Bebas Cemas”. Kampanye ini guna menunjukkan pentingnya perlindungan jaminan sosial bagi para pekerja, khususnya sektor nonformal atau kategori Bukan Penerima Upah (BPU).
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Anggoro Eko Cahyo, dalam perbincangan di program RAVIS Solopos FM yang digelar di area Muhammadiyah Innovation And Technology (MAIT) Expo di De Tjolomadoe, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (19/11/2022), mengungkapkan BP Jamsostek bertugas untuk melindungi semua pekerja di Indonesia dan tantangan BP Jamsostek saat ini adalah banyak pekerja yang belum menjadi peserta, khususnya para pekerja di sektor informal.
“Kita tahu temen-temen banyak yang kerjanya dari rumah, kerjanya jadi programer, kita sebutnya gig worker. Mereka rata-rata bekerja tetapi nggak ada ikatan kontrak dengan pihak manapun, sehingga belum menjadi peserta BP Jamsostek,” pungkas Anggoro.
Anggoro mengatakan kehadiran BP Jamsostek di tengah keramaian Muktamar ini merupakan salah satu cara untuk mengedukasi. “Selain itu, untuk yang sudah jadi peserta, kehadiran BP Jamsostek di acara ini ya menjadi bagian dari kita saling menyapa saja. Jadi tujuannya itu, kita ingin meramaikan dan sekaligus mengedukasi,” tuturnya.
Program Kerja Keras Bebas Cemas
Dalam kesempatan itu Anggoro juga menjelaskan terkait program “kerja keras, bebas cemas” yang saat ini dikampanyekan BP Jamsostek.
“Kerja itu kan memang bagian dari ibadah kita, tapi setiap bekerja kadang-kadang kita suka cemas, nanti kalau ada apa-apa gimana ya keluarga kita. Jadi, silahkan kerja keras lalu kecemasan soal resikonya pindahkan saja ke kita. Karena kecemasan pindah ke kita, jadi bisa fokus kerja, sehingga bisa produktif. Itu tujuan kita, bahwa bekerja itu ada resiko dan resiko itu bisa dimitigasi, bisa dipindahkan kepada BPJS Ketenagakerjaan,” jelasnya.
Saat ini pekerja yang sudah terdaftar menjadi peserta BP Jamsostek ada 52 juta orang, tetapi yang aktif hanya 36 juta. Sedangkan jumlah pekerja yang belum terdaftar sama sekali ada 40 juta orang.
“Nah, ini yang kita ajak supaya mereka terdaftar. Kita menargetkan sampai 2026, 70 juta pekerja terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan,” kata Anggoro.
Menurutnya untuk mencapai target tersebut, pihaknya menggencarkan edukasi pada masyarakat serta melakukan kolaborasi dengan banyak pihak agar semua pekerja bisa terlindungi.
“Termasuk dengan kegiatan Muktamar ini, dengan Muhammadiyah, pihak RS, pihak perbankan, PT POS, dan lain-lain. Jadi kolaborasi dan partnership adalah cara agar semua pekerja bisa terlindungi,” ungkapnya.
Untuk mendaftar menjadi peserta BP Jamsostek, masyarakat bisa datang ke kantor-kantor cabang BP Jamsostek yang tersebar di seluruh Indonesia atau bisa juga melalui aplikasi JMo atau Jamsostek Mobile. Dengan aplikasi mobile ini, harapannya peserta tidak perlu kemana-mana untuk mendaftar menjadi peserta BP Jamsostek.
“Jadi, jangan sampai warga Solo belum terdaftar, karena resiko Anda menjadi besar. Kalau kita sayang sama keluarga maka bentuk tanggung jawab kita adalah dengan menjadi peserta. Karena setelah itu keluarga akan mendapatkan perlindungan dan anak-anak bisa mendapat beasiswa sampai perguruan tinggi,” tambahnya.