RadioSolopos – Wacana pembangunan tol lingkar Timur-Selatan tampaknya segera terealisasi setelah Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mendukung penuh proyek ini sebagai solusi kemacetan berbagai wilayah di Kota Solo.
Tak hanya kalangan publik, rencana ini juga menuai beragam pro dan kontra di kalangan pejabat daerah. Pihak Pemerintah Kota Solo sepakat bahwa pembangunan tol ini dapat menjadi solusi untuk mengantisipasi permasalahan kemacetan. Berdasarkan Kajian Tataran Transportasi Lokal Kota Solo 2021 yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, berbagai jalan di Kota Bengawan ini akan macet total pada 2031.
Proyek Tol Lingkar Timur-Selatan Solo memang perlu untuk direalisasikan untuk menyelesaikan kemacetan lalu lintas. Menurut Gibran, apabila masalah kemacetan ini tak kunjung diselesaikan, hal ini tidak hanya akan mempengaruhi distribusi barang dan pangan, namun juga akan berdampak ke sektor pariwisata dan bisnis lainnya.
Di sisi lain, pemerintah kabupaten yang wilayahnya dilewati oleh Tol Lingkar Timur-Selatan Solo, yakni Pemkab Karanganyar, Klaten dan Sukoharjo justru menolak adanya proyek tersebut karena berbagai alasan.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono menolak konsep jalan tol dan mengatakan bahwa Solo lebih cocok dengan konsep jalur lingkar biasa (ringroad) untuk jalan lingkar luar Solo agar tidak mematikan ekonomi di jalur yang dilintasi. Sementara Bupati Klaten, Sri Mulyani dan Bupati Sukoharjo, Etik Suryani juga menyayangkan Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Kota Solo yang akan memangkas banyak lahan sawah produksi masyarakat.
Apapun keputusannya, pemerintah diharapkan dapat bijak dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan. Wacana proyek Tol Lingkar Timur-Selatan Solo ini kabarnya akan digarap setelah Tol Solo-Yogyakarta selesai. Kita tunggu saja ya Sobat Solopos!