Radio Solopos – Ada beberapa fakta menarik mengenai mono sodium glutamat (MSG) atau yang kerap kita sebut dengan “micin”. Banyaknya mitos bahwa penguat rasa ini dapat mengganggu kesehatan dan berpengaruh pada kepintaran. Namun sebenarnya, mitos itu belum terbukti secara ilmiah.
Diolah dari berbagai sumber, yuk simak informasi berikut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai MSG!
Kandungan MSG
Bahan utama dari MSG adalah penyedap rasa alami seperti rumput laut, tapioca ataupun tetes gula dari gula tebu yang diolah dari proses fermentasi. MSG berbentuk seperti bubuk crystaline dengan warna putih yang sebenarnya mengandung 78% asam glutamat dan juga 22% gabungan dari sodium dan air dimana kandungan asam glutamat sendiri sudah ada dalam tubuh kita.
Asam glutamat juga terdapat pada beberapa makanan seperti keju, tomat dan ekstrak kacang kecelai. Fungsi asam glutamat dalam tubuh adalah sebagai penghubung otak ke seluruh jaringan syaraf dan pengendali fungsi tubuh.
Berbahayakah Penggunaan MSG?
Takaran aman untuk konsumsi MSG berbeda bagi tiap negara. Negara Uni Eropa tidak menetapkan batas aman (Acceptable Daily Intake/ADI) bagi penggunaan MSG ini. Namun, terdapat saran penggunaan yaitu 10 gram untuk 10 kilogram makanan dan harus dengan proses pengolahan yang baik.
Di Indonesia aturan mengenai penggunaan MSG adalah kewenangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan penguat rasa berdasarkan peraturan Kepala BPOM RI No. 23 tahun 2013. Dari peraturan tersebut tidak ada ADI yang secara spesifik mengatur penggunaan asam glutamat, Mononatrium L-Glutamat maupun Monokalium L-Glutamat.
Tahun 1971, 1974, dan 1978, JECFA (Joint Expert Committee on Food Additives) dari FAO (United Nations Food and Agriculture Organisation) dan WHO (World Health Organisation) menyatakan bahwa tidak perlu adanya ADI untuk MSG secara khusus.
Selain itu, European Commission’s Scientific Committee for Food pada tahun 1991 menyatakan bahwa MSG aman dan tak perlu ADI untuk acuan dasar takaran. WHO juga menyatakan bahwa konsumsi glutamat tak berbahaya bagi kesehatan dan telah dipublikasi dari berbagai jurnal.
Pada tahun 1995, Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB) dalam laporannya kepada Food and Drug Administration (FDA) memberikan hasil penelitiannya bahwa tidak ada perbedaan antara zat glutamat yang terkandung dalam jamur, keju, dan tomat, dengan glutamat yang ditemukan dalam produk olahan seperti layaknya MSG, hyrolyzed protein dan saos kedelai.
Hal ini menyatakan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi dan menjadi bagian dari bumbu makanan biasa layaknya garam, lada, dan lain-lain. Penggunaan MSG sebagai bahan makanan diperbolehkan asalkan memperhatikan olahan makanan dengan gizi seimbang.
Penggunaan MSG tidak akan berbahaya, mempengaruhi kesehatan, atau bahkan mempengaruhi kepintaran seseorang. Namun perlu diperhatikan,semuanya tidak dikonsumsi secara berlebihan ya…
Baca juga : Penyakit ini Disebabkan Makanan Siap Saji, Bijak yuk!