SoloposFM–Perayaan hari besar Imlek sebentar lagi tiba. Bagi Anda yang merayakan sudahkah melakukan persiapan? Selain melakukan persiapan untuk menyambut Imlek yang begitu identik dengan pesta perayaan yang meriah. Ada pula tradisi-tradisi yang dilakukan saat perayaan Tahun Baru Cina ini berlangsung.
Seperti dilansir oleh radio.solopos.com dari berbagai sumber berikut tradisi-tradisi unik yang dilakukan saat perayaan Imlek tiba.
1.Membersihkan Rumah
Tradisi bersih-bersih rumah ketika Hari Raya Imlek ini telah menjadi tradisi turun menurun sejak zaman nenek moyang. Tak hanya mengganti perabotan rumah yang telah usang dan rusak dengan yang baru. Mengganti cat rumah dan juga menyapu debu menjadi hal yang rutin dilakukan. Tujuannya untuk membuang segala ketidak beruntungan dan nasib buruk dari rumah.
2. Dekorasi Rumah
Setelah membersihkan rumah, berlanjut untuk menghias seluruh ruangan rumah yang juga menjadi tradisi mempersiapkan tahun yang baru. Menghias rumah ini didominasi oleh warna merah yang identik dengan Imlek. Karena bagi masyarakat Tionghoa warna merah melambangkan sesuatu yang sejahtera dan kuat, serta membawa keberuntungan.
3. Pantang Makanan Bubur
Jika kue keranjang dan jeruk menjadi makanan khas saat Imlek, lain halnya dengan bubur. Bubur menjadi makanan yang pantang disajikan ketika Imlek. Hal ini menjadi pantangan karena bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan.
4. Dilarang Membalik Ikan Saat Menyantapnya
Menyantap ikan mungkin menjadi hal yang biasa saat perayaan. Namun hal ini akan berbeda jika dilakukan saat Imlek. Dalam tradisi Imlek, Anda dilarang mengambil daging ikan pada bagian bawah, tidak hanya itu Anda juga diharuskan menyisakan ikan yang Anda santap untuk dinikmati keesokan harinya. Masyarakat Tionghoa percaya kalau kebiasaan ini merupakan lambang dari nilai surplus untuk tahun yang akan datang.
5. Bagi-Bagi Angpao
Selanjutnya ada tradisi yang paling ditunggu-tunggu. Yaitu tradisi bagi-bagi angpao. Dalam kepercayaan Tionghoa, uang di dalam angpao yang akan dibagikan tidak boleh diisi dengan mengandung angka empat di dalamnya karena angka empat dianggap membawa sial. Dalam bahasa Cina angka empat terdengar seperti kata ‘mati’.
Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil karena berhubungan dengan pemakaman. Bagi-bagi angpao juga dipercaya makin memperlancar rejeki di kemudian hari. Makna tradisi membagikan angpao pada saat Imlek ini berkaitan dengan transfer energi dan kesejahteraan yang juga dipercaya memperlancar rejeki di kemudian hari.
(Nicken Kharisma)