SoloposFM–Pemudik harus waspada terhadap lokasi rawan kecelakaan dan kemcetan saat melintasi tol Solo-Kertosono (Soker). Sejumlah lokasi rawan kecelakaan berada di perbatasan dengan perlintasan sebidang atau jalan tol yang bersinggungan dengan jalan perkampungan. Dikutip dari Solopos.com, warga mengakses perlintasan sebidang atau penggal jalan untuk menyeberang dari satu kampung ke kampung lainnya.
Sejumlah pihak dari Dinas Perhubungan Solo, Karanganyar, dan Boyolali mempertanyakan potensi kemacetan di pintu masuk dan keluar tol Ngasem, Boyolali dan Klodran, Colomadu. Aryo menyampaikan sesuai kesepakatan, pintu tol Ngasem, Boyolali, untuk masuk pemudik dari Semarang dan Boyolali. Sedangkan pintu tol Klodran, Colomadu, untuk pemudik dari arah DIY.
“Kami tempatkan pos di Klodran dan Ngasem. Nanti akan diatur penempatan petugas satlantas, dishub, dan PT SNJ. Total petugas gabungan masih dibahas. Arahan Kapolres Karanganyar, personel gabungan Boyolali, Karanganyar, dan Sukoharjo dari polisi maupun dinas terkait,” jelas dia.
Aryo mengingatkan pemudik hanya boleh melintas di tol Solo-Kertosono mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Selebihnya, pemudik dilarang melintas. Pertimbangan utama adalah fakto keamanan pemudik.
PT SNJ akan menjalankan mobil patroli untuk menyisir pemudik mulai pukul 17.00 WIB. Sementara itu, Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, mengusulkan nama pintu masuk tol Solo-Kertosono dari Ngasem, Boyolali, yaitu Karsuli atau Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali. Selain itu, di pintu tol Ngasem harus ditempatkan pos terpadu.
“Idealnya pos terpadu diisi personel dari Polres Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali. Termasuk Dishub dari tiga kabupaten itu. Pertimbangan utama adalah koordinasi tiga wilayah untuk menjamin keamanan dan kelancaran lalu lintas,” tutur Kapolres.
Mantan Kasatlantas Polresta Solo itu berharap seluruh pihak tidak mengedepankan egoisme wilayah saat membahas operasional tol Solo-Kertosono. Dikutip dari Solopos.com, sejumlah pihak sempat berdebat saat membicarakan potensi kemacetan.
“Harapan kami staf Polda menjadi kepala pos terpadu dan wasit untuk efektivitas koordinasi antarwilayah. Potensi kemacetan dan kepadatan di kawasan pintu masuk tol Ngasem maupun Klodran saat arus mudik dan balik pasti terjadi. Nah untuk mengatasi atau mengantisipasi itu, perlu koordinasi dan komunikasi intensif antarwilayah dan tidak berpikir parsial.”