SoloposFM – Cacar monyet merupakan salah satu penyakit yang saat ini tengah mendapatkan perhatian dan perbincangan di tengah masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini mengumumkan status darurat wabah cacar monyet atau monkeypox.
Peringatan ini mengesampingkan panel para ahli yang pendapatnya masih terbagi atas status wabah tersebut. Pengumuman WHO ini sekaligus membuka jalan bagi peningkatan kerja sama global untuk menghentikan virus, yang telah menyebar ke puluhan negara tersebut.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Indonesia belum mendeteksi adanya kasus cacar monyet di Indonesia. Meski demikian, pemerintah tetap berkomitmen untuk tetap melakukan tindakan preventif terhadap penyakit tersebut.
Baca juga : Kenali Besaran Tarif dan Zona Parkir di Solo Nih Sob
Gejala dan Penularan
Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Solo Dr. Tonang Dwi Ardyanto, dalam program Dinamika 103 Solopos FM, Rabu (27/7), menjelaskan bahwa cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia terjadi pada tahun 1970.
Ia menyebut gejala Monkeypox biasanya demam kemudian disertai dengan bintil bernanah di kulit. Sementara untuk penularan antar manusia dapat terjadi lewat kontak langsung melalui kulit ke kulit atau tersentuh lendir dari bintil di permukaan kulit.
“Secara umum monkeypox itu penyakit ringan dan bisa pulih dengan baik.Hanya saja, memang ada resiko menjadi berat jika menyerang anak, ibu hamil, dan orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah,” tuturnya.
Ia menambahkan terkait pencegahan penularan penyakit ini yaitu dengan menjaga kebersihan dan rajin mencuci tangan.
Baca juga : Menarik Sob, Patrick Wilson Debut Sutradarai Insidious 5 Yang Akan Tayang Tahun 2023!