Radio Solopos — Sesuai agenda, Presiden Prabowo Subianto pada Senin (24/2/2025) ini bakal meresmikan Daya Anagata Nusantara (Danantara), di halaman tengah Istana Kepresidenan Jakarta.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana menyampaikan, peresmian akan dimulai pada pukul 10.00 WIB.
“Presiden Republik Indonesia akan meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin, 24 Februari 2025, pukul 10.00 WIB di Halaman Tengah Istana Kepresidenan Jakarta,” kata Yusuf Permana, seperti dikutip Radio Solopos dari Antara, Senin (24/2/2025).
Danantara merupakan badan pengelola yang tugasnya mengoptimalkan kekayaan negara dari investasi BUMN.
Secara makna, Daya berarti energi atau kekuatan, Anagata berarti masa depan, sedangkan Nusantara berarti Tanah Air Indonesia.
Berdasarkan informasi, Danantara sudah diinisiasi oleh ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo saat dirinya menjadi menteri di era Orde Baru pada tahun 1980-an.
Soemitro mempunyai ide membentuk sebuah lembaga yang mengelola 1-5 persen laba badan usaha milik negara.
Soemitro ketika itu menginginkan lembaga ini bisa membeli saham-saham perusahaan swasta yang menguntungkan.
Namun usulan Soemitro itu ditolak J.B. Sumarlin, Menteri Keuangan 1988-1993. Sumarlin mengatakan Indonesia belum memerlukan lembaga semacam pengelola laba BUMN.
Ide Soemitro yang tertolak di era Orde Baru itu kini diteruskan anaknya, Prabowo Subianto.
Bagi Prabowo, Danantara mencerminkan kekuatan ekonomi yang menjadi energi masa depan Indonesia.
“Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada di pengelolaan BUMN, itu nanti akan dikelola, dan kita beri nama Danantara,” ujar Prabowo Subianto dalam rapat terbatas bersama para menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (17/2/2025) lalu.
Berdasarkan informasi, model pengelolaan Danantara merujuk pada konsep Temasek Holdings Limited di Singapura.
Temasek merupakan badan pengelola investasi di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Singapura.
Bedanya, Danantara tidak hanya mengelola aset tertentu tetapi juga mengonsolidasikan berbagai aset pemerintah yang tersebar di berbagai kementerian untuk menciptakan efisiensi yang lebih besar.
Sebagai badan pengelola investasi, Danantara bertugas mengelola aset negara dan mendanai berbagai proyek strategis nasional.
Total aset yang akan dikelola ditargetkan mencapai Rp14.000 triliun).
Investasi awal Danantara mencapai Rp326 triliun yang bersumber dari efisiensi anggaran dalam APBN 2025.
Danantara akan mengonsolidasikan Lembaga Pengelola Investasi (INA) dan tujuh BUMN.
Presiden Prabowo menyebut dana yang dikelola Danantara akan difokuskan pada proyek-proyek strategis di sektor energi terbarukan, pengembangan industri manufaktur, hilirisasi sumber daya alam, serta ketahanan pangan.
Ia menargetkan investasi di Danantara dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen per tahun.