SoloposFM, Jumlah infeksi HIV baru di dunia pada 2020 terhitung menurun hingga 26 persen dibanding tahun lalu. Sebanyak 37,7 orang di dunia hidup dengan HIV pada 2020, dan kurang lebih 1,5 juta infeksi baru HIV terjadi pada 2020.
Solopos FM bersama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Surakarta, membahasnya dalam RAVIS Talkshow Bincang Kesehatan, Rabu (1/12/2021). Hadir sebagai narasumber dr Arif Budi Satria, Sp. B dan dr. Makkiyatul Munawaroh,Sp. PD dari RSUP Surakarta. Program Radio Visual ini juga live di Instagram dan Youtube SoloposFM maupun RSUP Surakarta.
Baca juga : Pemusnahan Ribuan Barang Milik Negara Oleh Bea Cukai Surakarta
Sedikitnya 680 ribu orang meninggal karena penyakit AIDS pada 2020. Jumlah ODHA yang mengakses terapi pengobatan antiretroviral mencapai 27,5 juta. Dari total kasus di dunia ada sekitar 79,3 juta kasus HIV, di mana kurang lebih separuhnya, sekitar 36,3 juta telah meninggal karena kondisi awal pandemi ini terjadi.
Beda HIV dan AIDS
Dijelaskan dr Arif Budi Satria, Sp. B, AIDS adalah singkatan dari (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Jika HIV adalah virus, AIDS adalah kondisi di mana tingkat keparahan orang yang terinfeksi HIV sudah bertambah berat dan muncul kumpulan gejala.
“AIDS bukan suatu penyakit. Tetapi kondisi di mana kalau kita sakit HIV kemudian bertambah berat tingkat keparahannya. Kita akan sampai kondisi yang kita sebut AIDS jika ada kumpulan-kumpulan gejala dan tanda yang merupakan tanda fisik atau terjadinya infeksi oportunistik,” paparnya.
Salah satu kondisi yang wajib diwaspadai adalah infeksi HIV tidak bisa langsung terinfeksi. Pada beberapa kasus, HIV baru bisa terdeteksi hingga tiga bulan setelah tindakan berisiko menularkan virus dilakukan.
Tidak Ada Diskriminasi
Sementara itu, dr. Makkiyatul Munawaroh,Sp. PD, menjelaskan HIV menular lewat hubungan seks berisiko, darah, serta dari ibu ke bayi. Pasalnya, virus ini terdapat pada darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI).
Pada kondisi tahap I, penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS. Namun pada tahap II sudah meliputi infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak kunjung sembuh.
Gejala pada tahap III meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan. Juga bisa terjadi infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru, Pada tahap IV sudah meliputi penyakit parasit pada otak (toksoplasmosis), infeksi jamur kandida pada saluran tenggorokan (kandidiasis), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru.
Lebih lanjut ia mengungkapkan tema hari AIDS tahun ini, yaitu mengangkat kesetaraan pasien HIV-AIDS. Sesuai tema tersebut, RSUP Surakarta berkomitmen dalam melayani pasien HIV-AIDS dengan pasien yang lain tidak ada diskriminasi.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]