SoloposFM-Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah suatu event pesta olahraga nasional yang di adakan untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat-bakat dari seluruh kawasan yang ada di Indonesia. Biasanya event tersebut diadakan selama empat tahun sekali pada tanggal 9 September dan diikuti oleh seluruh provinsi yang ada di Indonesia untuk kota penyelenggaraannya akan dilakukan pemilihan oleh KONI. Tahun 2016 PON diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat (Kota Bandung), untuk tahun berikutnya PON diselenggarakan pada tahun 2020 di Provinsi Papua. Tetapi kebanyakan orang belum tahu tentang sejarah PON bahkan atletpun banyak yang belum berpartisipasi dalam PON tersebut. Maka untuk itulah untuk mengenang sejarah pekan olahraga nasional, ada baiknya untuk mengulas kembali bagaimana PON itu diadakan.
Berikut ini sejarah mengenai PON, yang dikutip dari berbagai sumber (9/9/2017):
Sejarah PON
Sejarah PON sendiri berawal setelah proklamasi kemerdekaan yaitu dimulai sekitar tahun 1946. Setelah dibentuk pada tahun 1946, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) yang saat ini keduanya telah dilebur menjadi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) mempersiapkan para atlet Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas XIV di London pada tahun 1948.
Usaha Indonesia untuk mengikuti olimpiade pada saat itu menemui banyak kendala. PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada saat itu belum diakui dan menjadi anggota resmi Internasional Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang hendak dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut.
Salah satu kendala yakni pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima.
Sebenarnya para atlet dapat bertanding pada saat itu namun para delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan yang disebut terakhir ini menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus besar PORI ke London menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo.
Sejarah Penyelenggaraan PON Pertama Kali
Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus besar PORI ke London sebagai peninjau tidak membawa hasil seperti yang diharapkan semula, konferensi sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. Pada saat itu PORI ingin menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938 (yang terkenal dengan nama ISI Sportweek atau Pekan Olahraga ISI).
Dilihat dari penyediaan sarana olahraga, pada saat itu Solo telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam renang. Pada saat itu Stadion Sriwedari termasuk kota dengan fasilitas olahraga yang terbaik di Indonesia. Selain itu seluruh pengurus besar PORI berkedudukan di Solo sehingga hal inilah yang menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama kalinya pada tanggal 9 sampai dengan 12 September tahun 1948 silam.
Selain itu sejarah PON untuk pertama kalinya juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia dalam keadaan daerahnya dipersempit akibat Perjanjian Renville, masih dapat membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional.
Susunan Pengurus Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI)
Berhubung dengan suasana darurat pada masa itu. Pada saat kongres tersebut hanya dapat dihadiri oleh tokoh-tokoh olahraga dari pulau Jawa. Kongres tersebut akhirnya berhasil membentuk suatu badan olahraga yang bernama PORI dengan susunan pengurus berikut:
- Ketua Umum: Mr. Widodo Sastrodiningrat
- Wakil Ketua Umum: Dr. Marto Husodo Sumali Prawirosoedirdjo
- Sekretaris I: Sutardi Hardjolukito
- Sekretaris II: Sumono
- Bendahara I: Siswosoedarmo
- Bendahara II: Maladi
- Anggota: Ny. Dr. E. Rusli Joemarsono
- Ketua Bagian Sepak Bola: Maladi
- Ketua Bagian Basket Ball: Tony Wen
- Ketua Bagian Atletik: Soemali Prawirosoedirdjo
- Ketua Bagian Bola Keranjang: Mr. Roesli
- Ketua Bagian Panahan: S.P. Paku Alam
- Ketua Bagian Tennis: P. Sorjo Hamidjojo
- Ketua Bagian Bulutangkis: Sudjirin Tritjondrokoesoemo
- Ketua Bagian Pencak Silat: Mr. Wongsonegoro
- Ketua Bagian Gerak Jalan: Djuwadi
- Ketua Bagian Renang: Soejadi
- Ketua Bagian Anggar/Menembak: Tjokroatmodjo
- Ketua Bagian Hockey: G.P.H. Bintoro
- Ketua Bagian Publikasi: Moh. Soepardi
[Lintain Mustika]