Radio Solopos — Polres Sragen menyelidiki kasus video aksi menguliti anjing hidup-hidup yang viral di media sosial, beberapa hari terakhir.
Polisi mendalami akun Instagram @catty_home_jember yang mengunggah video itu pada 5 Januari 2025 untuk mengungkap lokasi dan perekam video tersebut.
Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi menyatakan video pengulitan hewan anjing seperti hewan kurban itu tidak terjadi di wilayah Kabupaten Sragen.
Petrus mengungkapkan Polres Sragen melakukan penelusuran digital forensik dan menemukan bahwa video itu pernah diunggah pada 5 Januari 2025 oleh akun Instagram @catty_home_jember.
“Kami masih mendalami orang yang mengunggah ulang video itu sehingga viral dan membuat resah warga. Kemudian diketahui berinisial AH warga Gondang, Sragen, yang mengaku mendapat video itu dari situs saver yang di dalamnya banyak video yang tidak diketahui pengirim dan lokasinya. AH ini memilih video anjing yang dikuliti hidup-hidup itu lalu diunggah ke status WhatsApp miliknya,” jelas Petrus saat diwawancarai awak media di Mapolres Sragen, Selasa (10/6/2025), seperti dikutip Radio Solopos dari Espos.id.
Petrus melanjutkan AH mendapat pesan WA dari rumah singgah di Bogor. Dari percakapan WA itu, jelas dia, video itu kemudian menjadi viral dan menyebut seolah-olah kejadian pengulitan anjing itu terjadi di Sragen.
Dari pengakuan AH, kata Kapolres, video itu diambil secara acak dan tidak tahu siapa pengirim, tidak tahu lokasi peristiwa itu terjadi, termasuk tidak tahu perekamnya.
“Kami terus mendalami dan menyelidiki di daerah mana video itu direkam dan peristiwa pengulitan anjing itu dilakukan. Kami akan cari tahu sebenarnya di kabupaten/kota mana peristiwa itu terjadi, termasuk siapa yang merekam peristiwa itu dan siapa yang mengunggah pertama kali video itu,” ujarnya.
Kapolres mengimbau masyarakat yang mengetahui lokasi kejadian pengulitan hewan anjing itu segera melapor ke Polres Sragen.
Dia sudah menggerakkan mitra polisi di kecamatan dan desa untuk menelusuri video itu dan dipastikan peristiwa itu tidak terjadi di Sragen.
“Kami juga berkomunikasi dengan rumah singgah tetapi belum ada respons. Kami terus coba komunikasi dengan rumah singgah agar bisa saling memberi informasi sehingga ada kejelasan terkait dengan peristiwa itu,” kata Kapolres.
Untuk AH, Kapolres memberi pembinaan dan AH juga sudah meminta maaf secara terbuka dan tertulis dan disebarluaskan.
Dia mengimbau masyarakat agar menggunakan media sosial dengan bijak.
“Bila ada informasi lokasi kejadian segera laporkan supaya kami bisa melakukan percepatan tindakan kepolisian sehingga peristiwa itu terang benderang,” kata dia.