SoloposFM– Berlakunya Peraturan Pemerintah (PP) tentang kenaikan tarif atas Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dimulai hari ini (6/1/2017) mendapat banyak tanggapan dari masyarakat. Banyak yang mengeluhkan kenaikan tarif yang berlaku pada pengurusan BPKB, STNK dan TNKB ini. Kenaikan ini dinilai sangat memberatkan masyarakat dari kalangan menengah ke bawah karena kenaikan tarif ini mencapai dua hingga tiga kali lipat. Berikut komentar warga Solo dan sekitarnya yang dihimpun Solopos FM dalam acara Dinamika 103:
“Pengurusan pajak kendaraan, listrik, harga cabai , BBM semuanya naik? Hebat benar team ekonomi pemerintahan saat ini? Padahal, gaji buruh belum tentu sesuai peraturan! Susah benar menjadi rakyat!” ungkap Sriyatmo, pendengar SoloposFM, (6/1/2017) .
Hal ini menegaskan bahwa pemerintah justru semakin menyusahkan rakyat dan bukannya mengurangi beban rakyat.
Tak hanya itu, Suhar, menegaskan bahwa masalah STNK atau SIM bukan dikatakan naik tarif melainkan ganti harga. Menurutnya istilah ganti harga tersebut lebih pantas digunakan.
“Kami rakyat miskin sangat terbebani dengan kenaikan mengurus STNK dan BPKB, Saya yakin pelayanan akan tetap sama saja malah mungkin lebih buruk dari sebelumnya.” Ujar Slamet pada kesempatan yang sama. Menurutnya bila tarif pengurusan STNK dan BPKB naik, maka pelayanan kepada masyarakat juga harus lebih baik.
“Memang hal ini secara pribadi sangat-sangat memberatkan karena dengan penghasilan yang tetap, tapi banyak kebutuhan kami yang sudah mengalami kenaikan seperti tarif dasar listrik , BBM non subsidi , tarif jalan tol dan ini ada lagi pengurusan surat-surat kendaraan. Tapi yang namanya peraturan sudah berlaku maka kita sebagai warga negara yang baik, tetap mengikuti aturan yang berlaku.” Ujar Antok pada tim SolposFM.
Antok juga berharap bahwa pelayanan akan semakin baik berkat kemajuan teknologi yang ada dan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas.
Sri Almi, yang juga pendengar SoloposFM mengungkapkan bahwa pemerintah harus memiliki strategi dalam menaikan tarif sedikit demi sedikit untuk mencapai target, bukan justru bersaing dengan harga cabai. Harapannya agar kenaikan tarif ini tidak menimbulkan opini kurang baik dimasyarakat.
(Nicken Kharisma)