Radio Solopos — Penguatan moderasi beragama menjadi pilar utama menjaga keutuhan bangsa dalam keberagaman.
Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, mendorong generasi muda untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai toleransi serta menjauh dari sikap ekstrem.
Sikap intoleran, tanda dia, merusak harmoni sosial di masyarakat.
Dorongan sekaligus peringatan itu disampaikan Sumanto saat menjadi pembicara kegiatan bertema “Penguatan Moderasi Beragama dalam Kebhinnekaan” yang berlangsung di SMK Negeri 1 Karanganyar pada Kamis (5/6/2025) lalu.
“Moderasi beragama adalah fondasi hidup berbangsa di tengah keragaman. Sikap ini mengajarkan kita untuk tidak ekstrem ke kanan maupun ke kiri. Kita berdiri di tengah, saling menghormati, bekerja sama, dan hidup rukun dalam perbedaan,” ungkap Sumanto di hadapan ratusan siswa dan guru, seperti dikutip Radio Solopos dari rilisnya, Kamis (12/6/2025).
Ia menjelaskan moderasi beragama bukan hanya tugas tokoh agama atau pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk generasi muda di lingkungan sekolah.
“Anak-anak muda harus paham bahwa Indonesia ini berdiri bukan karena kesamaan, tapi karena perbedaan yang dijaga dengan rasa hormat dan semangat persatuan. Tugas kita semua menjaga warisan ini,” tandasnya.
Membangun Karakter Moderat
Kegiatan yang berlangsung penuh antusiasme itu menjadi bagian dari strategi membumikan nilai-nilai kebangsaan di dunia pendidikan.
Sumanto menilai, sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa yang terbuka, inklusif, dan toleran terhadap keberagaman agama, budaya, dan suku.
“Kalau sekolah bisa menjadi tempat tumbuhnya karakter moderat, maka kita sedang menyiapkan pemimpin masa depan yang tidak mudah terpecah belah oleh isu SARA,” katanya.
Ia mengapresiasi SMK Negeri 1 Karanganyar yang telah memberi ruang diskusi dan edukasi tentang pentingnya moderasi beragama.
“Saya harap kegiatan seperti ini bisa digelar rutin. Jangan berhenti di sini. Bangun dialog lintas agama, ajak siswa mengenal tradisi yang berbeda, agar mereka bisa tumbuh sebagai pribadi yang bijak dan toleran,” tambahnya.
Tantangan Era Digital
Dalam kesempatan itu, politikus PDIP tersebut juga mengingatkan siswa untuk bijak dalam menggunakan media sosial.
Ia menyebut, era digital saat ini menjadi tantangan besar bagi generasi muda karena maraknya penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
“Kalau tidak dibentengi dengan pemahaman moderasi, anak-anak muda mudah sekali terprovokasi. Media sosial jangan dijadikan tempat menyebar kebencian, tapi ruang untuk menyuarakan perdamaian dan persatuan,” tegasnya.
Dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kerja sama lintas perbedaan, Sumanto berharap Jawa Tengah dapat menjadi contoh daerah yang kokoh dalam menjaga kerukunan. (*)