SoloposFM – Pemerintah telah mengeluarkan larangan mudik Lebaran 2021, tetapi pada kenyataannya tak sedikit orang yang tetap nekat untuk mudik.
Mobilitas orang yang meningkat ini bukan tidak mungkin dapat menaikkan jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia. Kondisi serupa terjadi saat lebaran tahun lalu serta momen libur panjang lainnya.
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, ledakan kasus pasca libur panjang berulang kali terjadi di Indonesia. Bahkan peningkatan kasus ini tidak hanya mengacu ada infeksi namun juga fatalitas.
Dicky merangkum rata-rata peningkatan kasus kesakitan pasca-adanya mobilitas masyarakat di momen libur panjang adalah sebanyak 60%-90%. Sementara untuk angka kematian, rata-rata meningkat di atas 50% pada momentum yang sama.
Menurutnya seluruh pihak harus bekerja sama untuk menuntaskan persoalan terkait wabah virus corona. Jika masyarakat sudah menjaga semua tetap kondusif, namun Pemerintah tidak memiliki kebijakan dan langkah yang tegas, maka tidak akan berarti apa pun.
“Sebaliknya, ketika Pemerintah mengeluarkan banyak kebijakan dan melakukan berbagai intervensi namun masyarakat tak mendukungnya, hasil yang sama akan didapatkan,” ucap dia.
Masyarakat pun jangan terlalu percaya diri apabila nanti tidak ada kenaikan kasus Covid-19 pasca momen hari raya Lebaran Idulfitri 2021. Soalnya, kenaikan kasus tidak serta merta terjadi begitu saja, melainkan dua pekan hingga sebulan ke depan.
Pendengar Pesimis
Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pada libur lebaran tahun ini, baik kegiatan mudik maupun wisata, diyakini ledakan kasus Covid-19 usai lebaran pun akan terjadi.
Hal itu terlihat juga dari pendapat pendengar Solopos FM dalam polling di sesi Dinamika 103, Senin (17/5). Sebanyak 67% pendengar mengaku pesimis tak terjadi lonjakan kasus Covid-19 usai lebaran, sedangkan 33% lainnya mengaku optimis.
Hal itu seperti disampaikan pendengar, Nur Syamsiah, “Saya berharap tidak ada lonjakan kasus, tapi sepertinya tidak mungkin. Hanya bisa berdoa dan berharap pemerintah lebih sigap dan siap dalam penanganannya bila terjadi lonjakan. Semoga yg pada mudik ataupun wisata punya kesadaran lebih untuk prokesnya.”
Hal senada disampaikan Dyah, “Di situasi saat ini hanya bisa berdoa supaya masyarakat diberi kesadaran akan pentingnya menjaga prokes. Karena orang-orang yang ngeyel itu benar-benar sulit dikasih tahu. Padahal bisa merugikan orang lain.”
[Diunggah oleh Mita Kusuma]