Radio Solopos, Ekonomi dan Bisnis – Sobat Solopos, mungkin sepagi ini sobat Solopos sudah sibuk dengan banyaknya pekerjaan, dengan transaksi-transaksi keuangan yang mungkin harus Anda lakukan secara cepat. Dengan Bank Jago, Sea Bank dan beberapa Bank Digital lainnya.
Ya, Bank Digital, yang bebebrapa tahun terakhir ini mulai bermunculan. Dan kemajuan teknologi digital yang pesat belakangan telah mengubah perilaku manusia di dalam berbagai aspek kehidupan. Memang harus diakui ya Sob, digitalisasi layanan perbankan juga sudah menjadi kebutuhan. Sehingga mendorong grup konglomerasi besar menghadirkan bank digital.
Sebut saja, Grup Djarum, melalui PT Bank Digital BCA (Blu) menggandeng Blibli. Grup GoTo, melalui PT Bank Jago Tbk (ARTO). Kemudian ada Grup CT Corp yang dimiliki pengusaha nasional Chairul Tanjung dengan bank digitalnya, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Di luar nama itu, ada PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang sahamnya dikendalikan PT Akulaku Silvrr Indonesia, yang terafiliasi dengan perusahaan milik Jack Ma, Ant Financial. Naah, bisa saja, nama-nama bank tersebut sudah sering Anda gunakan.
Nah kita kenalan dulu yuk, apa itu Bank Digital.
Untuk gen Z, dan Sobat Solopos yang seringkali bertransaksi secara digital, mungkin sudah familier dengan Bank Jago, Sea Bank, Allo Bank, KAkaoBank dan sejenisnya. Atau mungkin kita mungkin sempat parno, tidak persaya dengan keberadaan Bank-bank itu. Karena secara fisik, kita belum pernah melihat bangunan atau operasional bank-bank itu.
Yap, karena memang, bank tersebut merupakan Bank Digital, yang memang didirikan, untuk memback up pelayanan dari perusahaan mereka sebelumnya secara virtual, dengan pelayanan perbankan mereka sendiri. Memudahkan kita untuk bertransaksi dengan platform-platform digital mereka. Misalnya Gojek dengan Bank Jagonya, Kemudian ada Seabank yang awalnya bernama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) yang sahamnya dikendalikan oleh Sea Grup, perusahaan induk Shopee. Grab juga telah masuk dalam bisnis bank digital melalui PT SuperBank Indonesia, yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International.
Investor global kini memang kian melirik potensi bisnis bank digital tanah air, setelah Ribbit Capital mengumumkan investasi di PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan Alibaba, melalui Akulaku Silvrr, menjadi pemegang saham untuk menjadi pengendali Bank Neo Commerce (BBYB) juga KakaoBank yang ikut mengakuisisi Superbank.
Menurut Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia –Budi Frensidy mengatakan, minat investor asing dipicu karena para investor melihat market di Indonesia besar sekali, dan perkembangan smartphone yang luar biasa kepemilikannya membuat digital bank menarik.
Sementara Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute –Piter Abdullah menilai, bank digital adalah bank masa depan. Mereka yang lebih awal membangun bank digital berpotensi memenangkan persaingan perbankan dimasa depan. Terutama di Indonesia yang sektor perbankan begitu menguntungkan.
Apa benar begitu? Mungkin sekarang ini Sobat Solopos bisa survey tipis-tipis dengan sekitar Anda, apakah mereka juga sudah mengenal Bank Digital?
Bukan hanya perusahaan-perusahaan dengan platform digital saja yang melirik sector ini Sob. Sekarang ini pun beberapa Bank konvensional juga sudah mulai melirik dan mengembangkan sayapnya untuk mendirikan Bank Digital. Jika mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai ketentuan baru pendirian serta bisnis bank digital, yakni salah satunya mengatur tentang modal inti minimum pendirian bank digital senilai Rp10 triliun. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Bank Umum yang dirilis pertengahan Agustus 2021.
Kali ini Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPP) –Amin Nurdin mengatakan, bahwa model bisnis di pembiayaan antara bank konvensional dengan bank digital kurang lebih sama. Artinya, keuntungan bank digital paling besar didapatkan dari pendapatan bunga. Namun, karena saat ini masih baru, yakni baru memasuki tahap perkenalan, Amin memprediksikan bahwa kemungkinan memberikan keuntungan dari bisnis bank digital masih perlu waktu. Setidaknya dalam 3-5 tahun ke depan. Hanya saja, pertumbuhan akan lebih cepat dan masif. Karena dalam hal proses bisa lebih cepat dan menjangkau masyarakat dan nasabah yang lebih luas.
Secara konsep, terdapat perbedaan antara bank digital dengan bank konvensional yang menyediakan layanan digital seperti mobile banking dan internet banking. Bank digital umumnya dapat melakukan semua aktivitas perbankan mulai dari pembukaan akun, transfer, deposito, hingga penutupan akun melalui smartphone, perangkat elektronik tanpa perlu hadir secara fisik ke bank. Selain itu, perbedaan paling mendasar lainnya adalah bank digital umumnya tidak memiliki kantor fisik (selain kantor pusat) atau dapat menggunakan kantor fisik yang terbatas (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 12 Tahun 2021). Sementara itu, bank konvensional yang menyediakan layanan digital, umumnya belum mampu menyediakan semua layanannya secara digital. Selain itu, bank konvensional identik dengan jumlah kantor cabang yang sangat banyak.
Setidaknya terdapat dua potensi dampak positif yang paling signifikan yang mungkin muncul akibat transformasi digital yang dilakukan oleh perbankan. Pertama, meluasnya aksesibilitas perbankan. Kedua, meningkatkan daya saing perbankan Indonesia. Perbankan digital akan mampu meningkatkan kemudahan akses perbankan bagi masyarakat, serta meningkatkan efisiensi perbankan sehingga akan mendorong peningkatan aktivitas perekonomian.
Beberapa Keunggulan layanan digital banking yang bisa Sobat Solopos dapatkan saat menggunakan Bank digital adalah :
Layanan 24 jam. Kita sebagai nasabah bisa bertansaksi kapan saja di mana saja sesuai dengan kebutuhan nasabah. Mulai transfer, pembayaran, pembukaan rekening, hingga layanan customer service selama 24 jam penuh. Jadi kita tidak perlu meluangkan waktu khusus untuk bisa menyelesaikan kebutuhan perbankan Anda. Layanan digital banking biasanya hadir dalam bentuk aplikasi yang ada di dalam smartphone Anda.
Biaya admin yang terjangkau. Jika Anda biasa melakukan transfer antar bank atau pembayaran tagihan melalui mesin ATM, Anda akan mendapatkan biaya administrasi yang dibebankan pada dana yang ada di dalam rekening. Namun, jika Anda melakukan aktivitas perbankan tersebut melalui bank digital, biasanya ada promo maupun layanan bebas biaya admin. Keuntungan ini tentunya cukup menjadi solusi yang baik bagi Anda yang ingin melakukan penghematan pengeluaran dari sumber dana yang ada di dalam rekening.
Layanan keuangan inklusif. Layanan keuangan inklusif, berarti pihak bank digital wajib untuk memberikan layanan untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. Dengan kata lain, bank digital bisa tetap memberikan layanan perbankan yang optimal meskipun ada nasabah yang berada di kawasan pemukiman desa sekalipun. Layanan keuangan yang inklusif ini berhasil dilakukan berkat layanan internet. Jadi, selama Anda memiliki smartphone dengan koneksi internet yang stabil, Anda bisa memaksimalkan layanan digital banking untuk memenuhi segala bentuk aktivitas perbankan yang Anda butuhkan.
Jangan lupa, Sobat solopos juga bisa mendengarkan siaran Ekonomi dan Bisnis setiap hari Senin sampai Jumat, jam 09.00 – 10,00 WIB di 103 Radio Solopos, Beyond Information.
Sobat Solopos juga bisa menyimak program kami lainnya melalui streaming di www.radio.solopos.com