SoloposFM, Sebanyak 15 siswa SMPN 9 Solo mengikuti Workshop MC (master of ceremony) dan Public Speaking for Student. Agenda yang berkerjasama dengan radio SoloposFM tersebut digelar di ruang kelas SMPN 9 Solo, Kamis (16/2/2022).
Peserta workshop mulai mengikuti acara sejak pukul 09.00 WIB hingga 11.30 WIB. Selama proses workshop berlangsung, siswa tampak antusias dan menikmati suasana workshop.
Kepala SMPN 9 Solo, Diah Pitaloka Handriani mengatakan, pelatihan bertujuan untuk pengoptimalan akses sekolah dan mengembangkan keterampilan berliterasi di SMPN 9 Solo.
“Kami ingin mengoptimalkan sarana prasarana yang ada di sekolah. Kami punya studio, belum bisa optimal,” jelas Diah.
Sebelumnya, kegiatan kepenyiaran radio sudah dimulai sejak 2021. Sebab terkendala pandemik kegiatan penyiaran radio harus terjeda. Workshop tersebut juga diharapkan mampu membantu proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Baca juga : 18 Tahun SoloposFM, Yuk Gabung Solo Singing Competition, Sob!
“Kegiatan radio sekolah sudah diawali tahun lalu [2021]. Kondisi pandemi anak-anak enggak bisa siaran. Kami tahun ini mengupayakan [siaran radio] agar bisa membantu proses PJJ,” terangnya.
Pembentukan tim radio
Pelibatan anak-anak dalam proses penyiaran radio diharapkan mampu menyediakan metode pembelajaran yang interaktif. Saat PJJ sebelumnya, guru melakukan proses penyiaran materi melalui radio. Hal tersebut dinilai tidak interaktif, sebab pembelajaran dinilai hanya satu arah saja. Untuk itu SMPN 9 Solo inisiasi melibatkan siswa dalam proses penyiaran.
“PJJ 2021 kami [sekolah] coba radio streaming. Tapi tidak bisa interaktif, anak hanya mendengar saja,” imbuh Diah.
Kegiatan diawali dengan pembentukan tim radio. Setelah tim terbentuk, diadakan sosialisasi tim kepada wali murid dan murid. Setelah proses sosialisasi selesai, sekolah mengadakan pelatihan calon penyiar radio sekolah melalui Workshop MC dan Public Speaking for Student.
Baca juga : Tinggal Klik, Ini Lima Cara Jaga Protokol Kesehatan dan Imun Tubuh dalam Satu Genggaman
Diah menuturkan, sebanyak 25 siswa mendaftarkan diri pada proses seleksi. Namun sayangnya rumah sekolah harus membatasi jumlah siswa yang mengikuti pelatihan karena harus menerapkan protokol kesehatan.
“Anak-anak mendaftar seleksi. Ada 25 yang berminat, hanya saja kan kami harus menerapkan prokes, kami ambil 15 siswa,” pungkasnya.
Penulis Wartawan Solopos : Afifa Enggar Wulandari
Diunggah oleh Avrilia Wahyuana