SoloposFM, Pasar Peduli Kesejahteraan Masyarakat (PPKM) merupakan Program Pengembangan ke-2 dari Program JIMPITAN di Dusun Sinduharjo. Setahun sebelumnya desa tersebut telah melaksanakan Program Pengembangan Pertama berupa Koperasi (Koperasi SIMATRA). Kedua program tersebut didanai oleh hasil JIMPITAN sebagi modal awalnya.
Solopos FM bersama Tim P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) Karanganyar, mengupasnya dalam Talkshow Serba Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari. Diketahui, P4GN diketuai langsung oleh Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto.
Baca juga : Dukung Tim Idola Secara Positif Ala Pasoepati Ancol
Pada Kamis (16/12/2021), Talkshow Serba Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari membahas tema “Pasar Peduli Kesejahteraan Masyarakat/ PPKM Sinduharjo”.
Hadir di studio SoloposFM, Deni Mulyanto (Kepala Dusun Sinduharjo), Agus Purwanto (Pegiat Program PPKM Dusun Sinduharjo), dan Santi Restiya Putri Azaari (Pegiat Program PPKM Dusun Sinduharjo).
Jimpitan
Deni Mulyanto, Kepala Dusun Sinduharjo menjelaskan Program JIMPITAN awalnya hanya bertujuan untuk mendanai Penerangan Jalan di Dusun Sinduharjo dengan iuran yang kelihatannya tak seberapa. Namun program tersebut, ternyata dapat membantu Dusun Sinduharjo dalam bidang pembangunan dan bidang pemberdayaan.
“Contohnya Pembelian Tanah sebagai Aset Dusun, Pengadaan Kelengkapan Inventaris Dusun, Pemberdayaan SDM melalui Koperasi dan Program PPKM,” ungkap Deni.
Program yang Launching pada 1 November 2021 tersebut merupakan kolaborasi dari Karang Taruna Dusun Sinduharjo (ARSIB) dan dusun.
“Pandemi Covid’19 berimbas pada semua aspek kehidupan. Kebanyakan warga yang merantau kembali ke kampung halaman karena usahanya terkendala keadaan. Padahal di kampung halaman pun kegiatan-kegiatan juga vakum. Akhirnya, Karang Taruna berinovasi membuat usaha yang dapat menggerakkan perekonomian lokal di desa. Ketemulah Program PPKM tersebut,” jelas Agus Purwanto, Pegiat Program PPKM Dusun Sinduharjo.
Baca juga : Yuk Jalan-jalan ke Kampung Wisata Klatak!
Program tersebut juga memancing aktifnya UMKM sekitar, mendukung Program Pemberdayaan serta mewujudkan SDGs (No One Left Behind). Melalui Program PPKM tersebut diharapkan dapat membantu memulihkan perekonomian warga, mewujudkan Desa Mandiri serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Kegiatan PPKM
PPKM (Pasar Peduli Kesejahteraan Masyarakat) tersebut, awalnya berkonsep seperti Pasar Kaget yang buka setiap Minggu Pagi. Namun karena beberapa pertimbangan akhirnya PPKM menjadi sistem Blended Order, dengan jadwal Sistem Online (Senin- Sabtu) dan Offline di Hari Minggu pagi. PPKM buka lapak di Balai Dusun Sinduharjo mulai pukul 06. 30 – 10. 00 WIB.
“Dengan Slogan ‘Semua yang Anda Butuhkan, ADA!’, PPKM berusaha mengcover semua kebutuhan harian Warga mulai dari Sembako, Peralatan standar harian seperti alat–alat kebersihan dan pendukungnya, serta Orderan Khusus yang membutuhkan PO terlebih dahulu,” ungkap Santi Restiya Putri Azaari, Pegiat Program PPKM Dusun Sinduharjo.
Keuntungan mengakses PPKM ini adalah belanja sekaligus membangun, bahan-bahan fresh, dan pemenuhan kebutuhan lebih mudah. Order besar maupun kecil dilayani, serta adanya Kupon Undian setiap pembelanjaan Rp 30,000 berlaku kelipatan.
“Yang paling penting adalah adanya pergerakan perekonomian dalam masyarakat,” lanjut Santi.
Dalam menjalankan Program PPKM ini, tim PPKM bermitra dengan UMKM di sekitar dusun. Warga bisa menitipkan barang jualannya, hasil kebun maupun olahan. Mitra lain juga para pemilik warung-warung yang berada di Dusun Sinduharjo, serta beberapa supplier yang menyediakan barang yang tidak dapat terpenuhi sendiri oleh warga.
Kendala
Dalam menjalankan Program PPKM ini, tim PPKM bermitra dengan UMKM di sekitar dusun. Warga yang ingin menitipkan barang jualannya, hasil kebun maupun olahan, warung-warung yang berada di Dusun Sinduharjo, serta beberapa supplier yang menyediakan barang yang tidak dapat dipenuhi sendiri oleh warga.
Deni Mulyanto, Kepala Dusun Sinduharjo menambahkan setelah berjalan hampir dua bulan dengan hasil yang fluktuatif. Dari 115 rumah, baru sekitar 30% yang kebutuhannya tercover di PPKM.
“Banyak kendala di lapangan, mengingat Team dari PPKM memang baru belajar menjalankan Program baru ini. Maka kami selalu mengadakan evaluasi mingguan untuk memperbaiki pelayanan. Harapannya dapat meningkatkan kesadaran warga untuk berbelanja di PPKM,” ungkapnya.
Kendala lainnya berupa masalah teknis, ada masyarakat yang tidak dapat mengakses PPKM secara Online karena faktor usia maupun karena tidak memiliki Fasilitas yang memadai (HP Android). Solusinya, PPKM memiliki Team Door to Door yang mengunjungi Warga-warga tersebut sehingga merekapun dapat berbelanja di PPKM.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]