SoloposFM – Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan pada 2016 meningkat menjadi 2,6% terhadap produk domestik bruto, seiring sejumlah aksi investasi pemerintah sejak awal tahun dan swasta yang mulai tergerak pada semester II/2016.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan, peningkatan defisit transaksi berjalan atau CAD bisa mencapai US$26 miliar. Dilaporkan bisnisdotcom, investasi di bidang infrastruktur mendorong kebutuhan impor yang besar sekaligus menaikkan kebutuhan pendanaan dari luar negeri.
Agus menambahkan, selama CAD masih di bawah 3%, maka masih bisa diterima dan tidak akan menganggu stabilitas ekonomi Indonesia.