SoloposFM–Saat membaca artikel ini dan dihadapkan pada pertanyaan diatas, apa jawaban Anda? Pasti tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, tergantung prioritas hidup dan tujuan dalam bekerja. Karena itu, meskipun jenuh tidak serta merta seseorang bisa memutuskan untuk resign.
Kejenuhan pada dasarnya adalah hal yang jamak dirasakan pekerja atau karyawan, terutama mereka yang bekerja dalam bidang yang sama selama bertahun-tahun. Berdasarkan riset yang pernah dikeluarkan oleh Business Insider, rata-rata pekerja menghabiskan 90.000 jam dalam hidupnya untuk bekerja. Hal ini menandakan bahwa pekerjaan dapat mengambil porsi yang begitu besar dalam hidup seseorang.
Maka dari itu wajar bila kejenuhan menyelinap dan apabila dibiarkan berlama-lama akan berakibat buruk bukan saja buat pekerja itu tapi juga, rekan kerja serta perusahaan tempatnya bekerja.
Uniknya tidak semua orang menyadari dirinya jenuh bekerja. Namun sejumlah indikator menunjukkan hal tersebut, misalnya dengan ditandai keengganan bangun di pagi hari atau menunda pekerjaan. Sebagian tanda-tanda itu bisa diatasi dengan cuti atau penyegaran di tempat kerja. Lalu kapan alarm kejenuhan itu akan menjerit dan memberitahukan kita bahwa kondisi kejenuhan kita dalam tahap darurat? Berikut tanda-tandanya yang kami rangkum dari berbagai sumber:
1. Tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan
Hal ini tidak terjadi sebelumnya. Kalau dulu Anda menjadi orang pertama yang dicolek bos dalam mengambil keputusan dan hal itu tidak terjadi lagi, ini adalah alarm bahwa kehadiran Anda tidak terlalu dianggap lagi di perusahaan itu. Apabila Anda sudah mulai tidak diajak ikut serta dalam mengambil keputusan, maka bisa jadi bos atau rekan kerja Anda melihat kinerja Anda sudah menurun.
2. Produktivitas terus menurun dan sering melakukan kesalahan yang sama
Produktivitas kerja sangat dibutuhkan untuk mengarungi dunia kerja yang tinggi persaingannya. Untuk itu, sudah tugas kita untuk terus mengusahakan agar produktivitas dalam bekerja tetap stabil. Namun jika terpaksa produktivitas kerja Anda tengah mengalami penurunan, maka sebaiknya segera lakukan sesuatu untuk mengatasinya. Terlebih bila hal itu diiringi dengan kesalahan demi kesalahan yang terus Anda lakukan dalam pekerjaan, bahkan untuk hal yang sama. Hal ini menjadi alarm bahwa kejenuhan Anda mencapai titik yang tinggi dan terancam menjadi bom waktu.
3. Kreativitas, ide, dan inovasi menghilang
Anda dulu adalah orang yang antusias setiap akan diadakan rapat untuk membahas program baru. Di kepala Anda, berbagai ide sudah berjejalan dan siap Anda tuangkan dalam rapat tersebut. Namun kini semangat itu luntur, bahkan Anda merasakan kreativitas, inovasi, dan keinginan untuk memberikan ide semakin menghilang. Anda cenderung memilih untuk diam serta tidak menawarkan saran atau ide sekalipun ditanya.
4. Sering menghabiskan waktu untuk kegiatan tidak produktif.
Indikator lain bahwa titik jenuh Anda sudah menjadi alarm merah kewaspadaan adalah saat Anda menghabiskan waktu produktif Anda untuk hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Entah itu sekadar berselancar di internet, mengunduh lagu kesukaan, mengobrol di WA grup atau dengan rekan kerja. Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa Anda sebenarnya sudah kehilangan semangat kerja.
5. Anda sering dipanggil atasan atau menerima Surat Peringatan dari SDM atau HRD
Apabila Anda sudah beberapa kali dipanggil atasan maupun HRD atau SDM terkait kinerja Anda, bahkan beberapa kali menerima Surat Peringatan (SP) maka ini adalah tanda yang jelas bahwa kinerja Anda dianggap mengecewakan. Meskipun Anda tidak menyadarinya, namun kantor memiliki sejumlah value yang mungkin gagal Anda penuhi.
Meskipun tanda-tanda diatas sudah merupakan alarm bahaya, tidak ada salahnya Anda mencoba untuk berubah. Ada satu konsep yang dikemukakan oleh KPPSM (Kursus Pelatihan Pengembangan Sikap Mental) F.X. Oerip S. Poerwopuspito dan T.A Tatag Utomo, yang membuat kita dapat mencintai pekerjaan yaitu, dengan menyadari bahwa bekerja adalah belajar, bermain, melakukan hobi, menabung, investasi dan proses pemuliaan diri yang dibayar.
Namun bila hal itupun sulit Anda lakukan, maka resign menjadi pilihan realistis buat Anda.
[Dita Primera]