SoloposFM, Pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Mbangun Kahyangan” menghibur masyarakat yang bermalam minggu di Pendaphi Gedhe Balaikota Solo, yang di bawakan oleh dalang Ki AKBP Ridho Wahyudi dan Ki Bimo Sekti Nugroho. Kegiatan dilaksanakan bekerjasama antara Peradilan, Dinas Kebudayaan dan BNN Kota Solo.
Kegiatan di buka oleh ketua Pepadi Kota Solo di lanjutkan dengan Kepala Dinas Kebudayaan mewakili Walikota Solo, Sabtu, 20 Juli 2019.
“Pegelaran Wayang Kulit merupakan agenda rutin bulanan PEPADI dalam rangka mengejawantahkan visi dan misi Pemerintah Kota Solo,” kata Ketua PEPADI Kota Solo Prof. Dr. Sarwanto, S.Kar., M.Hum.
Sebagaimana rilis yang diterima Solopos FM, pada kesempatan tersebut Kepala dinas kebudayaan menyerahkan wayang kulit semar kepada Kepala BNNK Solo yang menjadi dalang sebagai pembuka dilaksanakannya wayang kulit.
“Harapannya melalui pagelaran ini, bisa mangajak kepada seluruh seniman utamanya dalang dan seniwati untuk menjahui penyalahgunaan narkoba dan ikut mengkampanyekan tolak narkoba di setiap pertunjukan, dan ini bentuk dari upaya percepatan P4GN dari komunitas seniman Solo, mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkotika,” ungkap AKBP Ridho Wahyudi, SH.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Solo, Kinkin Sulthanul Hakim menyatakan terima kasihnya atas antusiasme masyarakat kota Solo yang masih mencintai seni wayang kulit. Dalam pagelaran ini, dihadirkan Sindhen Sunyahni yang memukau kurang lebih 500 penonton dan membuat suasana menjadi “gayeng”.
“Inti cerita semar mbagun kahyangan, Semar ingin mengembalikan jati diri dari pemimpin yang sudah lupa akan amanat rakyat. Adapun sekar jati wasesa hanyalah simbol dari kebajikan yang seharusnya pemimpin selalu mengedepankan kepentingan rakyat sedangkan sekar wijaya kusuma adalah simbol kehidupan manusia,” ungkap AKBP Ridho Wahyudi, SH penyaji lakon Semar Mbangun Kayangan.
Sementara itu, Rustomo Widodo Muktiono, S.Sn sebagai Guru SMKN 8 Solo dan pengurus PEPADI bidang LITBANG berharap supaya kesenian wayang semakin ngrembaka.
“Semoga semakin dicintai rakyat Jawa dan Indonesia pada umumnya,” harapnya.
Salah satu penonton, Agung Sudarwanto, Pesan yang disampaikan dalam lakon Semar Mbangun Kahyangan.
“Untuk mencapai pembangunan yang diharapkan perlu diseimbangkan antara pembangunan lahir dan pembangunan batin. Pembangunan lahir diwujudkan pembangunan fisik yang merata di berbagai daerah. Pembangunan batin dalam upaya pembentukan mental, spiritual, moralitas bangsa yang perlu digarap,” pungkasnya.
[Avrilia Wahyuana]