SoloposFM, Pemkot Solo sangat serius untuk menjadi salah satu daerah yang fokus mengelola Sport Tourism untuk menarik wisatawan. Hal itu dibuktikan dengan ditunjuknya Solo menjadi tuan rumah berbagai event nasional hingga internasional.
Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka meyaki berbagai infrastruktur penunjang yang ada membuat Solo siap dijadikan lokasi penyelenggaraan berbagai kompetisi olahraga. Terlebih, Pemkot Solo telah sukses menjadi tuan rumah Liga 2 dan Liga 1 dengan venue Stadion Manahan serta Piala Dunia U-20 pada 2023.
Pengembangan Sport Tourism telah direncanakan oleh Persis Solo. Dengan perencanaan Sport Tourism, diharapkan wisatawan dapat menikmati sensasi baru dalam berwisata, yaitu dapat menikmati sepak bola sekaligus dengan wisata-wisatanya.
Baca juga : 18 Tahun SoloposFM, Yuk Gabung Solo Singing Competition, Sob!
Manajemen Persis Solo, Bryan Barcelona berharap perencanaan ini dapat terealisasi secepatnya. Dikatakan bahwa setidaknya ada tiga aset yang ingin dijadikan destinasi dalam Sport Tourism, yaitu Stadion Sriwedari, Stadion Manahan serta Persis Store.
Dukungan Bank Indonesia
Pengembangan sport tourism di Kota Bengawan mendapat dukungan Bank Indonesia (BI) Solo. Targetnya tidak hanya menggaet wisatawan lokal, tapi juga mancanegara. Dampak positifnya, devisa tanah air meningkat. Sekaligus memperkuat nilai tukar rupiah.
“Kami concern di situ. Maka kami mendukung sport tourism di Solo. Dampak pariwisata terhadap ekonomi itu sebenarnya ada dua hal. Diperbanyak wisatawannya, atau diperbanyak spending money-nya,” ungkap Kepala BI Solo Nugroho Joko Prastowo dalam seminar sport tourism di Monumen Pers.
Ketika diperbanyak orangnya, kata Joko, sapaan akrab kepala BI Solo, itu tidak bisa dilakukan di masa pandemi. Maka solusinya diperbanyak pengeluarannya. Dan pengeluaran besar ini yang dilakukan masyarakat menengah atas atau pehobi. Ketika hobi, mereka mengerjakan sesuatu yang disukai, otomatis length of stay (LOS) pasti lebih lama.
Joko menyebut, saat ini, LOS di Kota Bengawan hanya 1,47 hari. Bahkan tidak sampai 1,5 hari para wisatawan sudah tidak lagi berada di Kota Solo.
Baca juga : Tinggal Klik, Ini Lima Cara Jaga Protokol Kesehatan dan Imun Tubuh dalam Satu Genggaman
Berbeda jika para wisatawan ini adalah pehobi, bisa dipastikan mereka akan stay lebih lama di Kota Solo. Alhasil, uang yang dikeluarkan juga pasti lebih banyak. Inilah alasan quality tourism sangat penting dikembangkan pasa masa pandemi. Salah satunya sport tourism.
Opini Sobat Solopos
Dalam Dinamika, Rabu (16/02/2022) Sobat Solopos mengungkapkan bneragam opinnya terkait Solo sebagai Destinasi Sport Tourism. Berikut sejumlah opini mereka:
“Gandeng juga kabupaten di Soloraya,” ungkap Sulung.
“Yakin bisa apalagi bila di ikuti oleh banyak negara. Di saat DBL saja untuk kawasan Indonesia saja yang diadakan di lapangan basket Bhineka saja ramai penonton bahkan kekurangan area parkir sampai buat macet kota Solo, apalagi event-event yang bertaraf Internasional. Yang penting ditopang dengan Solo sebagai kota yang masyarakatnya ramah, kota kuliner murah, nyaman dan harus dipersiapkan dengan matang. Apalagi kota Solo sudah berpengalaman dengan event-event nasional seperti BSC dll,” ungkap Priyanto.
“Persiapan apa dari Pemkot Solo untuk menyiapkan masyarakat Solo agar satu visi dan ikut terlibat di projek peningkatan fasilitas spor tourism? Apakah sosialisasi sudah menyentuh segala lapisan masyarakat?” tulis Titik.
“Stakeholder sangat dibutuhkan untuk meng-create agar program itu berjalan. Karena ego sektoral di Solo sangat mempengaruhi program tersebut,” ungkap Adi.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]