Radio Solopos – Tim Pengabdian Universitas Sebelas Maret (UNS) terjun ke Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah untuk memberikan pendampingan peningkatan produktivitas ternak di wilayah itu, beberapa hari lalu.
Puluhan peternak kambing dan domba di Desa Plesan antusias mengikuti kegiatan pelatihan yang dipandu sejumlah ahli dan dibantu mahasiswa KKN UNS.
Tim yang diketuai Dr. Winny Swastike, S.Pt., M.P. itu memberikan penyuluhan tentang inovasi pangan dan peningkatan produk susu berkualitas tinggi.
“Peternak naik kelas, dimulai dari ilmu dan alat yang tepat!” Demikian semangat yang dibawa dalam kegiatan Pengabdian Skema PKM melalui skema pendanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2025 tersebut.
Dikutip Radio Solopos dari rilis, kegiatan pelatihan berlangsung hangat dan partisipatif dihadiri puluhan peternak kambing dan domba dari wilayah Desa Plesan.
Para peternak bersemangat mengikuti sosialisasi dan workshop bertema inovasi pakan fermentasi dan diversifikasi olahan susu fermentasi, sebagai bagian dari penguatan kapasitas peternak lokal dalam meningkatkan produktivitas dan nilai ekonomi ternaknya.
Materi mengenai pakan fermentasi disampaikan Dr. Ahmad Pramono, S.Pt., M.P.
Ahmad Pramono mengupas tuntas tentang teknik pembuatan silase, pemanfaatan jus rumput, serta prinsip manajemen ternak perah.
Pakan fermentasi terbukti tidak hanya menambah nafsu makan ternak tapi juga meningkatkan efisiensi pencernaan dan hasil susu.
“Dengan silase dan jus rumput, peternak tidak lagi khawatir kekurangan hijauan saat musim kemarau,” ujar Ahmad Pramono di hadapan peserta.
Kegiatan berlanjut dengan pelatihan diversifikasi susu fermentasi yang dibawakan Prof. Dr. Agr. Ir. Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech., IPM.
Materi mencakup praktik pembuatan kefir dan yoghurt, serta pembahasan manfaat probiotik dan peluang pasar susu fermentasi sebagai produk fungsional bernilai tambah.
“Susu fermentasi bukan hanya sehat, tapi juga memiliki daya jual yang tinggi jika dikemas dan dipasarkan dengan baik,” jelas Cahyadi.
Setelah sesi materi, para peternak terlibat dalam diskusi interaktif yang dipandu oleh Farouq Heidar, S.Pt., Ph.D.
Diskusi membuka ruang tanya jawab seputar tantangan dan solusi di lapangan sehingga para peserta mendapatkan gambaran praktis penerapan ilmu yang disampaikan.
Sebagai bentuk dukungan nyata, tim pengabdian juga menyerahkan alat homogenizer berkapasitas 50 liter kepada CA Farm milik Erliyanto, salah satu warga.
Alat ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengolahan susu kambing, terutama dalam pembuatan yoghurt dan kefir.
Tak hanya warga, pelatihan bagi para peternak itu juga dihadiri oleh kepala desa dan perangkat desa setempat.
Mereka menyambut baik program itu sebagai bagian dari pengembangan potensi desa.
Terlebih, kegiatan diperkuat dengan kehadiran 10 mahasiswa KKN UNS TA 2025 yang akan menjalankan program selama 40 hari.
Para mahasiswa mendampingi peternak meliputi perbaikan manajemen pakan dan produksi susu, diversifikasi produk susu, fermentasi dan konservasi pakan, pengolahan limbah ternak, dan pencatatan (recording) ternak kambing perah.
Ketua tim, Winny Swastike menyampaikan program ini diharapkan menjadi contoh sinergi antara akademisi, peternak, dan pemerintah desa.
“Kami ingin peternak tidak hanya memelihara, tapi juga mengelola ternaknya secara produktif, sehat, dan berkelanjutan, dengan dukungan ilmu dan teknologi,” tegasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan dukungan penuh dari berbagai pihak, Desa Plesan berpotensi menjadi sentra pengembangan kambing perah modern berbasis komunitas dan inovasi teknologi. (Adv)
UNS kereeen. semoga para peternak makin meningkat taraf hidupnya dengan pelatihan2 penting dari ahlinya ini