Radio Solopos – Tubuh kita butuh asupan yang harus dipenuhi, salah satunya adalah gula. Mencukupi kebutuhan harian akan gula harus dilakukan, namun secara tak sadar kita justru kadang kelebihan asupan gula yang akan membahayakan tubuh.
Hal ini disampaikan ahli gizi dari Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Solo, Barokah Isnaini AMd Gz ketika membahas mengenai Waspada Gula Tersembunyi pada program on air Bincang Gizi, Rabu (20/9/2023).
Menurut Isna, sebagian masyarakat belum paham akan kapasitas konsumsi gula harian. Banyak produk yang tidak menulis kandungan gula dalam bahasa awam sehingga masyarakat terkecoh mengkonsumsinya terus menerus.
“Bentuk gula yang biasanya terpikir adalah gula pasir. Padahal, gula adalah molekul terkecil dari karbohidrat. Karbohidrat jika dikonsumsi akan berubah menjadi glukosa. Hal ini perlu diperhatikan karena kebutuhan gula tidak hanya gula pasir yang merupakan gula tambahan, melainkan juga gula alami yang terkandung dalam produk makanan,” jelasnya.
Lebih lanjut Isna menyampaikan, jenis gula terbagi menjadi dua jenis, yaitu gula alami dan gula tambahan. Gula alami adalah gula yang sudah terkandung dalam makanan seperti kandungan glukosa pada buah-buahan dan sayuran serta kandungan maltosa pada susu. Gula alami ini tidak hanya berfungsi sebagai gula saja tetapi memiliki nutrisi lain di dalamnya.
“Jenis gula selanjutnya adalah gula tambahan, contohnya adalah sirup, madu, dan gula pasir. Gula tambahan hanya menambah kalori saja dan tidak berkontribusi dalam pemenuhan nutrisi dalam tubuh. Membatasi asupan gula semestinya dikendalikan melalui gula tambahan ini, agar kadar gula dalam tubuh tidak berlebihan,” paparnya.
Menurut PERMENKES Nomor 30 tahun 2013, lanjutnya, batas konsumsi harian gula adalah 50 gram sehari atau setara dengan 4 sendok makan sehari. Penduduk Indonesia termasuk pengguna tinggi. Hal ini menjadikan Indonesia berada pada peringkat tujuh di dunia pada tahun 2019 terkait masalah diabetes. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengatur pola makan atau diet.
“Kesadaran masyarakat Indonesia akan batasan kadar gula darah normal masih rendah. Padahal kelebihan gula dapat menyebabkan diabetes. Gejala yang mungkin bisa dirasakan adalah sering kencing di malam hari dan penurunan berat badan drastis. Diabetes hanya bisa diketahui secara pasti dengan pengecekan kadar gula darah dengan tenaga medis.”
Faktor utama munculnya diabetes adalah dari asupan. Diabetes muncul ketika hormon insulin tidak bisa menyeimbangkan kadar gula dalam tubuh. Selain itu metabolisme tubuh dan salah konsumsi juga bisa menjadi alasan munculnya diabetes.
Pengecekan kadar gula darah sebaiknya dilakukan dengan cara puasa sebelum pengecekan selama 8-10 jam. Jika pada pengecekan ditemukan angka gula darah melebihi 200 maka masuk dalam kategori tinggi. Karena batas maksimal normal adalah 200 mg/dL.
Ketika menyadari kelebihan gula dalam tubuh, biasanya orang cenderung melakukan diet. Namun perlu diperhatikan, diet yang berlebihan dan dilakukan secara drastis juga bisa berbahaya bagi tubuh. Ketika tubuh kerkurangan kadar gula, maka yang terjadi adalah hipoglikemia yang ditandai dengan tubuh gemetar, jantung berdebar, keringat dingin, dan lain-lain.
Membahas penanganan, Isna memberikan beberapa cara antisipasi yang bisa dilakukan, yaitu:
- Perbanyak aktivitas fisik. Dengan perbanyak aktivitas fisik, karbohidrat akan diolah menjadi tenaga. Tidak harus olahraga berat, kegiatan ringan seperti menyapu, mengepel, dan aktivitas rumah tangga lainnya bisa menjadi opsi.
- Bisa menjaring makanan yang akan dimakan dengan melihat label makanan. Memperhatikan nama lain dari gula seperti sukrosa, syrup, blackstrap molasses, karamel, dan sebagainya guna menyesuaikan batas konsumsi gula yaitu satu hari 4 sendok makan atau 50 gram.
Sesuatu yang tidak nampak terkadang membuat lalai ya Sob, demikian juga dengan kadar gula tersembunyi. Perlu waspada ya.