SoloposFM – Sedikitnya lima perusahaan otobus (PO) di Sukoharjo gulung tikar lantaran lesunya bisnis angkutan transportasi, sejak krisis moneter pada 1998 silam. Masyarakat cenderung memilih menggunakan kendaraan bermotor pribadi dibanding memanfaatkan moda transportasi darat.
Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sukoharjo, Indriatmoko, kepada Solopos.com menjelaskan bahwa kondisi ini dipengaruhi sepinya penumpang yang memanfaatkan bus untuk bepergian. Apalagi biaya pemeliharaan bus membutuhkan dana yang tak sedikit.
Apabila pemasukan pendapatan minim, maka tak mampu menutup biaya operasional dan biaya pemeliharaan bus. Indratmoko mengungkapkan, ada beberapa PO yang hanya mengoperasikan sebagian bus lantaran sebagian bus kerap mengalami kerusakan. Mereka tak sanggup membeli spare part atau onderdil bus yang harganya cukup mahal.