Radio Solopos — Para petani di Jawa Tengah diimbau untuk mulai beralih ke pupuk organik sebagai langkah menjaga kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk ramah lingkungan dinilai merupakan bagian penting dari program ketahanan pangan nasional.
Imbauan itu disampaikan Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto dalam rilis yang diterima Radio Solopos, Selasa (20/5/2025).
“Pupuk organik harus terus digalakkan karena lebih aman bagi tanah dan lingkungan,” tegas Sumanto.
Ia menambahkan upaya ini mendukung pertanian berkelanjutan demi masa depan pangan Indonesia.
Sumanto mengingatkan penggunaan pupuk non organik secara berlebihan dapat menimbulkan masalah serius dalam jangka panjang.
Ia menyoroti risiko pencemaran lingkungan, kerusakan tanah, dan ancaman kesehatan manusia akibat residu kimia.
“Kalau penggunaan pupuk kimia tidak dikendalikan, tanah akan kehilangan kualitasnya, dan itu membahayakan ekosistem pertanian,” jelasnya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi bagi petani terkait manfaat pupuk hayati.
Pupuk organik dianggap ramah lingkungan karena dibuat dari bahan hayati yang tidak menghasilkan dampak negatif besar bagi tanah.
Proses pembuatannya juga cenderung lebih berkelanjutan dan aman digunakan dalam jangka panjang.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan nasional juga ikut melonjak. Hal ini mendorong intensifikasi pertanian yang kerap menggunakan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan.
“Ketahanan pangan tidak bisa hanya mengandalkan produksi tinggi, tapi juga harus memperhatikan kesehatan tanah,” tambah Sumanto.
Ia menekankan ketahanan pangan harus berjalan seiring dengan pelestarian alam.
Tanah yang terus-menerus diberi pupuk kimia tanpa jeda akan mengalami penurunan kesuburan.
Akibatnya, petani akan semakin tergantung pada input eksternal dan biaya produksi akan meningkat.
Sumanto berharap pemerintah daerah terus mengawal program pertanian berkelanjutan dengan memperluas akses dan pelatihan pupuk organik. (*/NA)