Radio Solopos — Banyak orang yang sudah berani menikah tapi belum tentu siap menjadi orang tua.
Padahal, mengasuh anak bukan sekadar memberi makan dan menyekolahkan.
Parenting adalah ilmu yang perlu dipelajari, bahkan sebelum memutuskan punya anak. Apa itu parenting sebenarnya?
Menurut American Psychological Association (APA), parenting adalah proses aktif yang melibatkan tanggung jawab, sikap, dan tindakan orang tua dalam mendidik, membimbing, dan membentuk kepribadian serta mental anak.
Ini bukan hanya soal menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan atau tempat tinggal tapi juga tentang membangun koneksi emosional yang sehat.
Kenapa Harus Belajar Parenting Sejak Dini?
Memiliki anak adalah keputusan besar. Tidak hanya mengubah hidup secara emosional dan finansial namun juga memengaruhi cara pandang terhadap dunia.
Anak bukan sekadar hadir di dunia; ia harus dididik, dipahami, dan diasuh dengan bijak.
Sebuah studi di Journal of Early Human Development menemukan bahwa orang tua yang memahami dasar-dasar parenting lebih siap secara mental dan emosional menghadapi tantangan dalam membesarkan anak.
Dengan bekal ini, calon orang tua jadi tahu bahwa setiap anak unik dan butuh pendekatan berbeda, tidak semua situasi bisa diselesaikan dengan insting, dan kesalahan pengasuhan bisa berdampak panjang pada mental anak.
Kata Para Ahli tentang Tugas Orang Tua
Menurut The National Academy of Sciences, orang tua punya 4 tanggung jawab inti:
– Menjaga kesehatan dan keselamatan anak
– Mendorong kesejahteraan emosional mereka
– Menanamkan keterampilan sosial
– Mempersiapkan anak secara intelektual
Anak-anak yang tumbuh dengan kasih sayang, dukungan emosional, dan aturan yang jelas lebih cenderung menjadi pribadi yang percaya diri dan bertanggung jawab.
4C dalam Parenting: Panduan Sederhana, Dampak Luar Biasa
Untuk mempermudah proses mengasuh, para ahli menyarankan pendekatan 4C:
– Care (Perhatian): Tunjukkan cinta, penerimaan, dan kehangatan
– Consistency (Konsistensi): Bangun lingkungan stabil dan rutinitas yang bisa ditebak
– Choice (Pilihan): Libatkan anak dalam keputusan kecil agar mereka belajar mandiri
– Consequence (Konsekuensi): Ajarkan bahwa semua tindakan ada dampaknya, baik positif maupun negatif
Prinsip Dasar yang Harus Dimiliki Setiap Orang Tua
– Kesabaran dan Empati
– Anak sangat peka terhadap emosi orang tua. Dengan kesabaran dan empati, anak merasa diterima dan dicintai.
– Disiplin Konsisten
– Anak butuh aturan, tapi juga butuh kasih sayang. Disiplin yang dijalankan secara konsisten dan penuh cinta membentuk rasa tanggung jawab.
– Komunikasi Terbuka
– Buka ruang untuk anak mengekspresikan diri. Anak yang merasa didengar cenderung lebih terbuka dan percaya diri dalam berinteraksi.
– Membangun Kemandirian
– Ajari anak untuk menyelesaikan masalah kecil sendiri. Ini membentuk kepercayaan diri dan ketangguhan sejak dini.
– Dukungan Emosional
– Anak membutuhkan validasi. Dukung mereka dengan kata-kata positif, pelukan, dan kehadiran.
Gaya Parenting: Mana yang Cocok untuk Keluargamu?
Setiap orang tua punya pendekatan berbeda. Namun, kenali empat gaya parenting yang umum:
1. Otoritatif: hangat, tegas, memberi ruang. Dampaknya anak mandiri dan percaya diri
2. Otoriter: kaku, menuntut, minim dialog. Dampaknya anak cemas, patuh tapi takut
3. Permisif : terlalu longgar, banyak memanjakan. Dampaknya anak manja dan sulit disiplin
4. Lalai: tidak terlibat, acuh. Dampaknya anak merasa tidak dicintai, berisiko tinggi masalah emosi
Kesimpulan
Mengasuh anak bukan perkara insting semata. Ini tentang persiapan, pengetahuan, dan kesadaran akan tanggung jawab besar sebagai orang tua.
Sebelum memutuskan punya anak, luangkan waktu untuk belajar. Karena ketika kita tahu cara mendidik dengan benar, kita tidak hanya menciptakan anak yang baikākita juga membantu menciptakan masa depan yang lebih baik.
Kalau kamu butuh panduan seputar pola asuh anak, tumbuh kembang, atau tips menghadapi tantrum, jangan ragu buat lanjut cari tahu. Siap jadi orang tua berarti siap belajar sepanjang waktu.