Radio Solopos – Ribuan pekerja PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk menjalani hari terakhir di pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara itu, Jumat (28/2/2025).
Mereka memberikan salam perpisahan setelah mengambil surat pemutusan hubungan kerja (PHK) di divisi masing-masing.
Seolah siswa yang lulus sekolah, banyak pekerja yang mengabadikan momentum perpisahan dengan berfoto bersama rekan kerja di depan pintu gerbang pabrik.
Sebagian pekerja melakukan coret seragam warna biru langit yang menjadi ciri khas Sritex.
Sebagian lainnya memberikan tawa dan senyum terakhir sebelum berpisah dari tempat mereka bekerja bertahun-tahun.
“Selamat tinggal Sritex. Salam perpisahan untuk rekan-rekan pekerja. Hari ini, kami kali terakhir menginjakkan kaki di pabrik,” kata seorang pekerja Sritex asal Klaten, Kuncoro, seperti dikutip Radio Solopos dari Espos.id.
Kuncoro bekerja di divisi weaving selama kurang lebih 15 tahun.
Dia mengandalkan upah yang yang diterima setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Kini ia harus melepas pekerjaan yang dilakoni selama bertahun-tahun setelah terkena PHK.
Selepas berhenti bekerja dari Sritex, para buruh ini berharap segera menerima jaminan hari tua dan mendapatkan pekerjaan baru.
“Saya di rumah usaha kecil-kecilan untuk menyambung hidup sembari mencari pekerjaan. Harapannya, negara membantu nasib para pekerja Sritex yang terkena PHK,” ujar dia.
Senada juga diungkapkan pekerja Sritex lainnya yang terkena PHK, Wagiyem. Dia mengaku telah bertahun-tahun bekerja di raksasa tekstil di Asia Tenggara itu.
Banyak kenangan yang terjadi selama bekerja di Sritex. Dia tak bisa lagi berjumpa dengan rekan kerja setiap hari.
“Saat masuk dan keluar pabrik, seluruh karyawan pasti berjalan kaki menyusuri jalan pabrik. Ini momen yang akan selalu saya kenang sepanjang hidup,” ujar dia.
Seperti diketahui, 8.475 buruh Sritex akhirnya di-PHK setelah perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara itu dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang, beberapa waktu lalu.